Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar Tarif Impor Produk China yang Dikerek Joe Biden, Mobil Listrik hingga Jarum Suntik

AS akan menaikkan tarif sejumlah produk impor asal China, berikut daftarnya.
Pengunjung melihat mobil-mobil BYD dalam sebuah pameran di Beijing, China pada Senin (3/7/2023). - Bloomberg/Qilai Shen
Pengunjung melihat mobil-mobil BYD dalam sebuah pameran di Beijing, China pada Senin (3/7/2023). - Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menaikkan tarif sejumlah produk impor asal China, termasuk kendaraan listri, semikonduktor, baterai, sel surya, hingga peralatan medis.

AS juga akan menaikkan pungutan pada derek pelabuhan dan produk medis asal China, selain kenaikan yang telah dilaporkan sebelumnya pada baja, aluminium, dan kendaraan listrik. Nilai produk impor dari China yang terdampak kenaikan tarif tersebut diperkirakan mencapai US$18 miliar.

“Hari ini, kami memenuhi tujuan hukum kami untuk menghentikan tindakan, kebijakan, dan praktik terkait transfer teknologi China yang berbahaya, termasuk gangguan siber dan pencurian siber,” ujar Perwakilan Dagang AS Katherine Tai dilansir dari Bloomberg, Rabu (15/5/2024).  

Kementerian Perdagangan China menyatakan pemerintah mengecam rencana kenaikan tarif tersebut dan akan mengambil tindakan tegas untuk melindungi hak-hak dan kepentingan negara.

"AS harus segera memperbaiki tindakannya yang salah dan membatalkan langkah-langkah tarif tambahan terhadap China,” ungkap Kementerian Perdagangan dalam pernyataannya.

China menyebut tarif tambahan tersebut sebagai "manipulasi politik", dengan langkah yang diambil menjelang pemilihan umum AS tahun ini.

Rencana kenaikan tarif ini merupakan hasil dari tinjauan Perwakilan Perdagangan AS (USTR) atas tarif Pasal 301 era Trump. Sebagian besar tarif akan mulai berlaku pada tahun ini, dan sebagian lagi akan diberlakukan secara bertahap pada tahun 2025 atau 2026 untuk memberikan waktu yang cukup bagi para importir untuk beradaptasi.

Adapun kenaikan tarif barang impor dari China tersebut mulai dari 25% untuk baterai hingga 100% untuk kendaraan listrik.

Kenaikan tarif impor ini akan dilakukan secara bertahap untuk beberapa produk selama dua tahun ke depan hingga 2026. Tarif untuk semikonduktor, misalnya, akan naik dua kali lipat dari 25% menjadi 50% pada 2025.

Sementara itu, mineral penting tertentu akan dikenakan tarif baru sebesar 25% tahun ini, sementara grafit alam dan magnet permanen akan dikenakan tarif pada 2026. Derek peti kemas juga akan dikenakan tarif baru sebesar 25% tahun ini.

Daftar Produk Impor China yang Dikenakan Kenaikan Tarif
Produk Tahun Berlaku Tarif Saat Ini Tarif Baru

Komponen baterai (non-lithium ion)

2024

7,5%

25%

Kendaraan listrik

2024

25%

100%

Masker wajah

2024

0-7,5%

25%

Baterai lithium-ion (untuk kendaraan listrik)

2024

7,5%

25%

Sel surya

2024

25%

50%

Produk paja dan aluminium

2024

0-7,5%

25%

Jarum suntik

2024

0%

50%

Derek peti kemas

2024

0%

25%

Mineral kritis khusus

2024

0%

25%

Semikonduktor

2025

25%

50%

Baterai lithium-ion (non kendaraan listrik)

2026

7,5%

 

25%

Sarung tangan medis

2026

0-7,5%

25%

Grafit alam

2026

0%

25%

Magnet permanen

2026

0%

25%

Sumber: Gedung Putih

Adapun tarif terbesar yang akan dikenakan ada pada produk kendaraan listrik yang naik dari 25% menjadi 100% pada 2024. Tarif untuk baja dan aluminium tertentu dari China - yang saat ini dikenakan tarif 0% atau 7,5% - akan naik menjadi 25% tahun ini.

Tarif produk impor baterai lithium-ion untuk kendaraan listrik serta suku cadang baterai akan naik menjadi 25% dari 7,5% tahun ini, sementara baterai lithium non-EV akan dikenakan kenaikan tarif yang sama pada 2026. Tarif sel surya akan naik dari 25% menjadi 50% tahun ini.

AS juga akan memberlakukan tarif baru sebesar 50% untuk jarum suntik dan jarum suntik dari China tahun ini, sementara tarif untuk alat pelindung diri (APD) seperti respirator dan masker wajah naik menjadi 25% dari 0% atau 7,5% saat ini. Tarif untuk sarung tangan medis dan bedah dari karet akan naik menjadi 25% dari 7,5% pada tahun 2026.

USTR belum merilis perincian mengenai daftar kode produk spesifik untuk barang-barang yang dikenakan tarif baru tersebut. 

AS masih sangat bergantung pada impor dari China untuk sebagian besar produk yang akan dinaikkan tarifnya.

Dikutip dari Rhodium Group, kategori produk dengan ketergantungan tertinggi secara keseluruhan terhadap China adalah sarung tangan medis dengan pangsa impor dari China mencapai 95%, disusul magnet permanen (77%), dan baterai lithium-ion non-EV serta grafit (70%).

Meskipun dalam dalam kategori yang ketergantungan impor secara keseluruhan lebih rendah, biasanya ada subkategori yang ketergantungannya cukup tinggi.

Dalam mineral penting misalnya, AS bergantung pada China untuk 99% impor skandium dan yttrium, meskipun ketergantungan agregat dalam mineral penting rendah. Satu-satunya pengecualian adalah kendaraan listrik, yang masih sangat sedikit diimpor AS dari China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper