Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menuturkan bahwa terdapat lima sekor utama yang difokuskan China saat berinvestasi di Indonesia.
Hal ini diungkapkan oleh Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi (BKPM) Riyatno, dalam Indonesia-China Investment Promotion Seminar pada Selasa (14/5/2024).
Data tersebut berdasarkan periode selama lima tahun terakhir, yakni dari 2014 hingga Kuartal I/2024. Pertama, industri pengolahan logam dasar, termasuk nikel, sebesar US$12,8 miliar dengan porsi sekitar 41% dari seluruh sektor investasi China.
Kedua, industri tersebut disusul oleh sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi senilai US$7,9 miliar dengan porsi 26%.
Ketiga, listrik, gas dan air senilai US$2,5 miliar dengan porsi 8%. Keempat, industri kimia, farmasi senilai US$2,4 miliar juga memiliki porsi sebesar 8%.
Adapun, yang terakhir atau kelima, kawasan industri dan perumahan perkantoran sebesar US$2 miliar dengan porsi sebesar 7%.
Baca Juga
Riyatno juga mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi capaian investasi China dalam mendukung program pemerintah dalam penyebaran investasi, yang tidak hanya terpusat di pulau Jawa.
“Jadi sesuai arahan dari Bapak Presiden dan arahan dari Bapak Menteri Investasi bahwa Tidak seperti investasi dari negara-negara lainnya yang terpusat di pulau Jawa, antara lain di Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Tenggara, dan juga Sumatera Selatan,” tuturnya.
Diketahui bahwa banyak perusahaan-perusahaan terkemuka China yang menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini meliputi industri smelter nikel, smelter bauksit, industri kaca, makanan, kelapa sawit, pembangkit listrik, dan masih banyak lagi.
Kemudian, beberapa proyek strategis dari China yang mendapatkan perhatian dari pemerintah seperti proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pembangunan pabrik pengolahan CPO di Kalimantan Selatan, pembangunan pabrik pengolahan tembaga di Gresik Jawa Timur, dan pengembangan ekosistem baterai listrik terintegrasi hulu hilir dari pertambangan hingga ke sel baterai.
Adapun, secara akumulatif, sejak 2019 hingga kuartal I/2024, China telah membukukan realisasi investasi di Indonesia hingga US$30,2 miliar, dengan rata-rata pertumbuhan investasi sekitar 30% per tahunnya.