Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengungkap rencana pengembangan Tol Dalam Kota Bandung yang ditargetkan akan dimulai konstruksi pada tahun ini.
Direktur Jalan Bebas Hambatan Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian PUPR Triono Junoasmono (Yongki) menyebut bahwa saat ini pihaknya masih menggodok skema konstruksi tol yang resmi ditetapkan sebagai proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
"Nanti untuk konstruksi fisiknya ini lagi kita coba tentukan dulu, apakah perlu dukungan pemerintah juga atau tidak? Apakah nanti sebagian KPBU [kerja sama pemerintah dengan badan usaha, sebagian lagi dukon [dukungan konstruksi]. Jadi, Skemanya masih kita kaji," jelas Yongki, dikutip Rabu (15/5/2024).
Sementara itu, Deputi VI Pengembangan Wilayah dan Tata Ruang Kementerian Koordinator Bidang perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, total nilai investasi dari proyek tersebut mencapai Rp7,83 triliun.
Adapun, mengacu pada dokumen perubahan daftar PSN Kemenko Perekonomian dijelaskan bahwa konstruksi Tol Dalam Kota Bandung tersebut melingkupi pengembangan Bandung Intra Urban Toll Road dan North South Link di Bandung.
"Pengembangan Jalan Tol Dalam Kota Bandung ada dua, yang direkomendasikan oleh Menteri PUPR, Bandung Intra Urban Tol Road [BIUTR]. Ini koneksi simpang susun Pusdai dengan nilai investasi Rp7,8 triliun," jelas Susi.
Baca Juga
Sementara itu, berdasarkan catatan Bisnis pada 2019, BIUTR akan dibangun dari bilangan Pasteur menuju Cileunyi, menyusuri Jalan PHH Mustofa, Jalan A.H Nasution, hingga berujung di Jalan Raya Bandung - Sumedang di Cileunyi.
Rencananya, jalan tol ini juga akan bercabang di bilangan Ujung Berung menuju Gedebage. Segmen ini akan terhubung langsung dengan Jalan Tol Padalarang - Cileunyi.
Adapun, ide untuk membangun Jalan Tol Dalam Kota Bandung sudah tercetus sejak 1996. Dalam laporan survei persiapan BIUTR yang diterbitkan Japan International Cooperation Agency (JICA) 2009 lalu, peningkatan kapasitas jalan diperlukan seiring dengan laju urbanisasi yang pesat di Kota Bandung. Jalan bebas hambatan juga diperlukan untuk mendukung Gedebage yang dicanangkan sebagai wilayah pengembangan baru.