Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Kawasan Industri Loyo Awal 2024, HKI Soroti 3 Tantangan Utama

HKI menyoroti 3 tantangan utama dalam pengembangan kawasan industri di tengah lesunya pertumbuhan realisasi investasi pada awal 2024.
Kawasan industri Jababeka, Cikarang. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. merupakan perusahaan pengembang lahan industri yang memiliki sejumlah lokasi pengembang kawasan, baik industri maupun pariwisata. Saat ini proyek perseroan tersebar di Cikarang, Tanjung Lesung, Kendal, dan Morotai./jababeka.com
Kawasan industri Jababeka, Cikarang. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. merupakan perusahaan pengembang lahan industri yang memiliki sejumlah lokasi pengembang kawasan, baik industri maupun pariwisata. Saat ini proyek perseroan tersebar di Cikarang, Tanjung Lesung, Kendal, dan Morotai./jababeka.com

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Kawasan Industri (HKI) menyoroti 3 tantangan utama dalam pengembangan kawasan industri di tengah lesunya pertumbuhan realisasi investasi pada awal 2024.

Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM realisasi investasi sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mencapai Rp29,4 triliun pada kuartal I/20244 atau turun dari kuartal sebelumnya senilai Rp31,5 triliun. 

Ketua Umum HKI, Sanny Iskandar, mengatakan sejumlah tantangan yang dihadapi pengelola kawasan industri yakni kebutuhan akan penyediaan infrastruktur yang memadai, penyederhanaan regulasi dan birokrasi, serta kepastian hukum.

"Tentu para pengembang/pengelola kawasan industri sama-sama berharap bahwa pemerintah dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut agar arus investasi berjalan lancar," kata Sanny kepada Bisnis, Senin (13/5/2024). 

Tak hanya itu, selain pembenahan dari segi tantangan, Sanny mendorong pemerintah untuk memberikan insentif yang dapat menstimulus para investor untuk berinvestasi di Indonesia. 

Oleh karena itu, pihaknya menyambut positif skema baru insentif fiskal dan nonfiskal yang diguyur pemerintah melalui PP 20/2024 tentang Perwilayahan Industri. 

Beleid tersebut ditargetkan dapat mempercepat pemerataan industri ke seluruh wilayah, meningkatkan kontribusi investasi sektor industri pengolahan di luar Jawa, hingga menumbuhkan pusat pertumbuhan industri baru.

"Dengan kolaborasi yang apik antara pemerintah dan Kawasan Industri di Indonesia, bukan tidak mungkin mimpi Indonesia Emas 2045 akan lebih mudah untuk terwujud," ujarnya.

Hal ini juga sekaligus mendukung pertumbuhan investasi industri pengolahan yang juga mengalami penurunan pada awal tahun ini. BKPM mencatat realisasi investasi sektor manufaktur sebesar Rp161,1 triliun pada kuartal pertama 2024.

Nilainya turun dari kuartal IV/2023 yang mencapai Rp162,3 triliun, melanjutkan tren penurunan investasi dari kuartal III/2023 senilai Rp163,7 triliun. 

Sementara, secara tahunan, investasi manufaktur mengalami pertumbuhan positif. Nilai investasi pada kuartal I/2023 mencapai Rp139,3 triliun atau 42,5% dari total investasi Rp328,9 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper