Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pengembang energi surya, SUN Energy menantikan kuota klaster pengembangan PLTS atap yang telah disampaikan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Chief Commercial Officer SUN Energy Dion Jefferson mengatakan, perseroannya relatif siap untuk mengoptimalkan kuota yang kemungkinan cukup lebar sampai 2028 mendatang.
“Perlu tahu di klaster mana, kuotanya berapa, jadi bisa kita cocokkan dengan pipeline kita saat ini,” kata Dion saat dihubungi, Selasa (7/5/2024).
Di sisi lain, Dion mengatakan, SUN Energy menargetkan dapat menambah kapasitas pemasangan PLTS atap dalam 2 tahun mendatang di kisaran 200 megawatt peak (MWp).
“Kita sebenarnya menunggu kejelasan informasi kuota tiap klaster, kalau tidak ada informasinya, kita juga geraknya jadi tebak-tebakan,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian ESDM tengah mengevaluasi usulan kuota PLTS atap yang telah disampaikan PLN.
Baca Juga
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, besaran kuota PLTS atap yang bakal ditetapkan itu nantinya bakal bergantung pada hasil evaluasi dari Ditjen Ketanagalistrikan dan Ditjen EBTKE.
“Kuota sistem ditargetkan bisa ditetapkan paling lambat pada akhir bulan Mei 2024,” kata Dadan kepada Bisnis, Selasa (7/5/2024).
Dari kuota sistem PLTS atap yang nantinya akan ditetapkan oleh Kementerian ESDM, PLN akan menetapkan kuota klastering untuk masing-masing unit pelaksana pelayanan pelanggan PLN. Kuota klastering ini akan dipublikasikan oleh PLN di media resmi, media sosial, dan aplikasi PLN mobile.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Bisnis, PLN bersama dengan Kementerian ESDM telah sepakat untuk mematok kuota PLTS atap sebesar 3,375 gigawatt (GW) pada periode 2024 sampai dengan 2025.
Rencananya, besaran kuota itu bakal ditambah sampai dengan 2028 selepas kuota yang dialokasikan sebesar 3,375 GW itu habis diutilisasi pada 2025 mendatang.