Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PMI Manufaktur RI 32 Bulan Ekspansif Kalahkan China & AS

Menperin Agus Gumiwang mengatakan fase ekspansi PMI manufaktur RI telah berlangsung sepanjang 32 bulan berturut turut.
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pekerja melakukan proses pencetakan feronikel di salah satu pabrik tambang milik Harita Nickel di Pulau Obi, Maluku Utara. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA -- Laporan S&P Global menunjukkan manufaktur Indonesia (PMI Manufaktur) masih pada level ekspansif, meski ada penurunan pada April 2024 menjadi 52,9 atau lebih rendah dari Maret 2024 di level 54,2. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan fase ekspansi manufaktur RI telah berlangsung sepanjang 32 bulan berturut turut. Bahkan, angkanya lebih tinggi daripada China dan Amerika Serikat. 

Dia melihat kondisi ini menunjukkan industri masih tumbuh solid. Perusahaan manufaktur masih meningkatkan aktivitas pembelian dan menakkkan stok untuk beberapa bulan ke depan.

"Ini yang menjadi kabar gembira, artinya produktivitas tetap berjalan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor," kata Agus dalam keterangan resmi, Sabtu (4/5/2024). 

Apalagi, PMI manufaktur Indonesia solid dan sehat di tengah-tengah dinamika geopolitik yang menjadi tantangan. PMI Manufaktur Indonesia pada April 2024 mampu melampaui PMI Manufaktur ASEAN (51,0). 

Selain itu juga mengungguli PMI Manufaktur Thailand (48,6), Malaysia (49,0), Myanmar (49,9), Taiwan (50,2), Vietnam (50,3), Filipina (52,2), China (51,4), Jepang (49,6), Korea Selatan (49,4), Inggris (49,1), dan Amerika Serikat (50,0).

"Beberapa negara yang menjadi kompetitor kita pada sektor manufaktur masih mengalami kontraksi seperti Thailand, Malaysia, Jepang dan Korsel. Poin 52,9 ini juga masih di atas rata-rata PMI ASEAN yang tercatat di angka 51,0,” jelasnya.  

Kondisi PMI manufaktur ini juga sejalan dengan capaian Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan April 2024 yang berada di angka 52,3. 

Berdasarkan laporan IKI, subsektor yang paling optimis dalam enam bulan ke depan adalah industri kertas dan barang kertas, diikuti industri pencetakan dan reproduksi media rekaman, serta industri makanan. 

Tingkat optimisme yang tinggi ini dikarenakan kepercayaan pelaku usaha terhadap kebijakan pemerintah pusat, dan perbaikan kondisi ekonomi global ke depan.

“Kami tetap fokus menjalankan kebijakan strategis dalam mewujudkan industri yang berdaya saing, yakni melalui program substitusi impor, Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), dan hilirisasi sumber daya alam,” terangnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper