Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan kondisi stok beras Bulog saat ini.
Dia menyebut data terbaru mencatat stok beras di gudang Bulog mencapai 1,63 juta ton, tersebar di seluruh wilayah kerja Bulog. Diklaim, jumlah stok beras Bulog saat ini menjadi yang tertinggi dalam empat tahun terakhir sejak Januari 2020.
"Saat ini stok Bulog salah satu yang tertinggi dalam empat tahun, mencapai 1,63 juta ton," ujar Bayu saat memantau penyaluran bantuan beras di Kelurahan Pela Mampang, Jumat (3/5/2024).
Stok beras yang mencapai 1,63 juta ton, kata dia, mencukupi untuk mendukung berbagai program pemerintah termasuk bantuan pangan dan program stabilisasi pasokan harga pangan (SPHP).
Dia memerinci stok beras 1,63 juta ton itu, sebanyak 1,3 juta ton di antaranya berasal dari pengadaan luar negeri. Adapun untuk pengadaan dari dalam negeri hingga 2 Mei 2024, tercatat sebanyak 560.000 ton gabah atau kurang lebih 273.000 ton setara beras.
Menurutnya, untuk pengadaan beras impor terus berlanjut meskipun panen raya tengah berlangsung. Seiring dengan importasi, Bayu mengatakan Bulog juga terus mengebut penyerapan gabah petani di berbagai daerah sentra produksi.
Baca Juga
"Teman-teman di daerah sangat intensif, dengan berbagai program Jemput Gabah, beras kita sekarang punya stok lebih dari 1,6 juta ton," tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi mengaku pihaknya terus memantau kinerja Bulog dalam penyerapan gabah di berbagai daerah. Dia menegaskan, penyerapan Bulog di saat panen raya merupakan upaya penting pemerintah memenuhi stok beras nasional untuk kebutuhan mendatang.
Adapun panen raya, kata Arief, menyumbang hingg 70% dari total produksi beras nasional sepanjang tahun. Sejumlah wilayah sentra seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur menjadi fokus utama pemerintah dalam menyerap hasil gabah petani.
"Ini juga menjadi atensi Bapak Presiden Jokowi bahwa pemanfaatan Cadangan Beras Pemerintah menggunakan produksi dari dalam negeri dan sedapat mungkin meminimalisir impor," kata Arief.