Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Porsi Pertamina Makin Besar di Blok Corridor, Produksi Migas Medco (MEDC) Susut

Produksi migas PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) atau Medco pada kuartal I/2024 menyusut akibat berkurangnya hak partisipasi di Blok Corridor.
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) atau Medco melaporkan produksi minyak dan gas (migas) sebesar 157.000 barel setara minyak per hari (mboepd) pada triwulan I/2024. 

Medco menerangkan torehan itu relatif stabil dibandingkan dengan kinerja operasi migas sepanjang triwulan IV/2024. Hanya saja, produksi migas pada triwulan I/2024 relatif lebih rendah atau turun 7 mboepd di bawah periode triwulan I/2023. 

Adapun, susutnya produksi migas awal tahun ini disebabkan karena berkurangnya hak partisipasi Medco di Blok Corridor setelah perpanjangan kontrak bagi hasil (PSC) Desember 2023 lalu efektif untuk jangka waktu 20 tahun ke depan. 

Di sisi lain, Medco menerangkan permintaan gas pipa cenderung lebih rendah di Singapura yang ikut mengoreksi lifting migas perusahaan awal tahun ini. Kendati demikian, turunnya produksi itu diimbangi dengan sebagian volume minyak yang lebih tinggi dari Oman 60 dan Natuna. 

CEO MEDC Roberto Lorato menilai positif kinerja operasional dan keuangan perusahaan yang terbilang solid pada triwulan pertama tahun ini. Apalagi, kata Roberto, harga minyak mentah dunia belakangan mulai membaik. 

“Kami senang melaporkan hasil operasional dan keuangan yang solid untuk kuartal pertama 2024,” kata Roberto seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (2/5/2024). 

Adapun, harga realisasi rata-rata minyak adalah sekitar US$79 per barel, lebih tinggi dibandingkan triwulan pertama 2023 di level US$76,4 per barel, dan harga gas rata-rata sebesar US$7 per MMbtu. 

Belanja modal sebesar U$99 juta, sebagian besar digunakan untuk pengeboran di Oman, pengembangan baru di Natuna (Forel dan West Belut), Corridor (Suban), dan proyek Geotermal Ijen.

“Dengan volume produksi minyak yang lebih tinggi dan panduan produksi yang lebih baik, kami berada pada saat yang tepat di mana kondisi harga minyak sedang membaik. Hal tersebut mengindikasikan prospek positif untuk sisa tahun ini,” kata Roberto. 

Sementara itu, MEDC mencatat kas dan setara kas berjumlah US$478 juta dengan utang bersih US$2,5 miliar dan utang bersih terhadap EBITDA 1,9 kali. 

“Kami terus meninjau portofolio MedcoEnergi dan mencari peluang-peluang baru untuk menciptakan nilai tambah. Keberhasilan penyelesaian divestasi Vietnam dan akuisisi Oman yang menguntungkan telah menempatkan MedcoEnergi pada posisi yang baik untuk meraih kesuksesan yang berkelanjutan,”kata Direktur Utama MEDC Hilmi Panigoro.

Seperti diberitakan sebelumnya, kontrak bagi hasil Blok Corridor telah diperpanjang untuk 20 tahun, efektif sejak 20 Desember 2023 sampai dengan 2043. Lewat perpanjangan kontrak itu, amandemen kontrak bagi hasil disetujui kembali beralih ke cost recovery. 

Sebelum perpanjangan kontrak efektif, hak partisipasi atau PI dipegang 54% oleh Medco setelah akuisisi bagian milik ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd dengan transaksi mencapai US$1,35 miliar awal Januari 2021 lalu. Selanjutnya PI dipegang minoritas masing-masing oleh, Talisman Corridor Ltd. (Repsol) 36% dan Pertamina Hulu Energi Corridor sebesar 10%. 

Adapun, setelah efektif perpanjangan kontrak akhir tahun lalu, komposisi pemegang PI berubah drastis. Saat ini, Medco memegang 46%, PHE Corridor sebanyak 30%, dan Repsol di angka 24%. 

Selanjutnya, Pertamina bakal menjadi operator Blok Corridor pada 2026 atau 3 tahun setelah kontark berjalan di blok itu.  Pengelolaan oleh Pertamina dianggap strategis untuk mengintegrasikan aset mereka di Blok Rokan dan Kilang Dumai di Riau. 

Perkiraan nilai investasi dari pelaksanaan komitmen kerja pasti (KKP) 5 tahun pertama sebesar US$25 juta dan bonus tanda tangan sebesar US$250 juta.

Berdasarkan data saat ini Blok Corridor memiliki luas 2.095,25 kilometer persegi sebagian besar berada di Provinsi Sumatra Selatan. Pertamina juga memiliki empat wilayah kerja aktif di area Sumatra Selatan, yaitu Pertamina EP Aset 1, PHE Jambi Merang, PHE Ogan Komering, dan PHE Raja Tempirai. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, belakangan tren produksi dari Lapangan Grissik, Blok Corridor mengalami penurunan. Di sisi lain, biaya produksi terus mengalami peningkatan beberapa tahun terakhir.  

Tutuka mengatakan, kementeriannya memfasilitasi MEDC untuk pindah ke skema cost recovery. Kendati demikian, dia meminta, MEDC untuk meningkatkan kembali tren produksi yang belakangan mulai susut.  

“Itu lapangan yang sudah menurun produksinya kemudian perlu upaya-upaya tambahan lah dalam produksinya,” kata dia.   

Berdasarkan data Ditjen Migas, rata-rata produksi tahunan year-to-date 14 Desember 2023 dari Blok Corridor sebesar 809 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) gas dan 5.491 barel minyak per hari (bopd). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper