Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah mengejar dua proyek strategis Medco E&P Natuna Ltd, yakni Forel dan Bronang untuk onstream atau produksi pada Oktober tahun ini.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro menuturkan, dua proyek garapan Medco itu belakangan turut menjadi andalan pemerintah dalam menaikan torehan lifting migas nasional pada paruh kedua tahun ini.
“Kita sudah berkoordinasi dengan Medco dan insurance kepada kontraktor penyedia dari FPSO, proyeknya sudah mulai jalan lagi,” kata Hudi saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/4/2024).
Hudi menargetkan, proyek ini sudah mulai ramping up produksi pada Mei 2024. Selanjutnya, proses sail away atau melayarkan ke laut fasilitas floating storage production and offloading (FPSO) ditarget berjalan pada Agustus 2024.
“Diusahakan Mei itu sudah mulai ramping up,” kata dia.
Adapun, dua proyek itu diperkirakan menelan investasi mencapai US$265,74 juta atau sekitar Rp4,3 triliun (asumsi kurs Rp16.205 per dolar AS).
Baca Juga
Proyek Bronang rencananya bakal menambah produksi gas di level 43 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). Sementara itu, Lapangan Forel bakal menambah produksi minyak dalam negeri sekitar 10.000 barel minyak per hari (bopd).
Seperti diberitakan sebelumnya, emiten Keluarga Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) menargetkan produksi minyak dan gas sebesar 145 mboepd sepanjang 2024.
Direktur Utama Medco Energi Hilmi Panigoro mengatakan, sepanjang 2024, panduan produksi minyak dan gas sebesar 145 mboepd.
“Biaya produksi migas di bawah US$10 per setara barel minyak [boe],” kata Hilmi dalam keterangan resmi, Selasa (2/4/2024).
Hilmi mengatakan, panduan tersebut lebih rendah dari produksi 2023 karena terdapat pengurangan kontraktual hak partisipasi MedcoEnergi di PSC Koridor setelah Desember 2023, masalah keamanan di Yaman, dan permintaan gas yang lebih rendah untuk sementara di Singapura karena rendahnya harga spot LNG.
Adapun, sepanjang 2023, MEDC mencatat produksi minyak dan gas sebesar 160 mboepd dengan biaya unit produksi US$8,3 per boe.