Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makan Siang Gratis Mau Contoh India dan China, Core: Efektif Tuntaskan Stunting?

Ekonom Core Yusuf Rendy Manilet melihat China dan India dapat menjadi contoh bagi pemerintahan baru yang berencana menerapkan program makan siang gratis.
Ilustrasi program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran. Dok Freepik
Ilustrasi program makan siang gratis yang diusung oleh pasangan Prabowo-Gibran. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet melihat China dan India dapat menjadi contoh bagi pemerintahan baru yang berencana untuk menerapkan program makan siang gratis dalam upaya mengentaskan stunting. 

Meski demikian, terdapat beberapa catatan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran, sebagai presiden terpilih 2024-2029, untuk melakukan analisis biaya dan manfaat dari program tersebut.  

“Menjadi catatan, misalnya di China memang dia program makan siang gratis itu memberikan kontribusi terutama misalnya dari sisi penambahan rata-rata tinggi badan siswa yang menjadi target [penuntasan stunting],” tuturnya dalam Quarterly Review 2024 ‘Tantangan Ekonomi di Tengah Transisi Pemerintah’, Kamis (25/4/2024).  

Pasalnya, biaya yang dibutuhkan untuk program ini tidaklah sedikit. Yusuf dan pihaknya menghitung setikdanya kebutuhan anggaran untuk memberikan makan siang dan susu gratis untuk 62,93 juta murid, 22 juta balita, dan 4,8 juta ibu hamil, mencapai Rp453 triliun/tahun. 

Estimasi anggaran tersebut hampir setara dengan anggaran infrastruktur dalam APBN 2024 yang mencapai Rp423,4 triliun, maupun anggaran perlindungan sosial (perlinsos) yang mencapai Rp496,8 triliun. 

Untuk itu, Yusuf mendorong pemerintah baru untuk dapat memastikan anggaran yang digelontorkan memiliki dampak besar terhadap pengentasan stunting dan ekonomi Indonesia. 

Menjadi kewaspadaan, Yusuf menemukan bahwa program serupa di China ini selain memberikan dampak perbaikan gizi, juga membuka jalan terhadap potensi-potensi korupsi yang dilakukan pihat terkait. 

Sementara nyatanya, program makan siang di India belum mampu mengentaskan perbaikan gizi dan stunting.

“Di India sendiri masalah stunting dan perbaikan gizi masih ditemui meskipun program ini sudah dijalankan. Jadi ini bisa menjadi dua contoh yang bisa diperhitungkan pemerintahan baru ketika ingin menjalankan program makan siang gratis,” jelasnya. 

Pada 2023, angka prevalensi stunting di Indonesia masih berada di level 21,5% atau hanya turun 0,1% dari 2022 yang sebesar 21,6%. Padahal pada 2022 angka stunting berhasil turun 2,8% dari angka 24,4% (2021). 

Sementara pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin menargetkan angka stunting sebesar 14% pada 2024. 

Sebelumnya, Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming mengaku terkait program makan siang gratis yang menjadi salah satu dari 8 Program Hasil Terbaik Cepat masih disusun oleh timnya. 

"Ya ini masih kita pikirkan, skema-skema terbaik. Sekali lagi, tepat sasaran. Menunya baik, proses logistik dan distribusinya baik," ujarnya di Rusun Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu (24/4/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper