Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertemuan Pejabat AS-China Dibayangi Ancaman Sanksi

Kunjungan Menlu AS Antony Blinken ke China dibayangi dengan ancaman sanksi AS ke China karena mendukung Rusia dalam perang Rusia vs Ukraina.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 19 Juni 2023./Reuters
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan Presiden China Xi Jinping di Aula Besar Rakyat di Beijing, China, 19 Juni 2023./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken telah tiba di China sejak Rabu (24/4/2024), untuk membahas beberapa isu dengan petinggi Negeri Tirai Bambu. 

Kunjungan tersebut dibayangi dengan ancaman sanksi AS ke China karena mendukung Rusia dalam perang Rusia vs Ukraina.

Blinken mengatakan AS memiliki kewajiban terhadap rakyat dan dunia untuk mengelola hubungan antarnegara dengan bertanggung jawab.

“Kami mempunyai kewajiban bagi rakyat kami – bahkan kewajiban bagi dunia – untuk mengelola hubungan antara kedua negara secara bertanggung jawab,” ujar Blinken kepada Sekretaris Partai Shanghai Chen Jining dikutip dari Bloomberg pada Kamis (25/4/2024).

Chen Jining selaku pemimpin pusat ekonomi di China menyampaikan bahwa negaranya memiliki pilihan kerja sama atau konfrontasi yang hasilnya akan berpengaruh terhadap masa depan manusia.

Blinken berencana akan mengadakan pembahasan terkait adanya keluhan atas perlakuan yang tidak adil terhadap perusahaan asing dengan pemimpin bisnis Amerika di Shanghai, China, sebelum dirinya melakukan pertemuan dengan pejabat senior China pada Jumat (26/4/2024), termasuk kemungkinan bertemu dengan Presiden Xi Jinping.

Kunjungan ini di tengah ketegangan bilateral yang meningkat, seperti pada periode Pemilihan Umum (Pemilu) di AS yang bersifat hawkish sehingga menguji stabilisasi hubungan Xi Jinping dan Presiden Joe Biden tahun lalu.

Pada pekan lalu, Presiden AS mengecam China sebagai xenofobia, berjanji akan menetapkan tarif yang lebih tinggi kepada China, dan mengangkat penyelidikan terhadap industri kapal di negara Asia tersebut.

Blinken akan berusaha meyakinkan pejabat China supaya menghentikan perdagangan yang memungkinkan basis industri pertahanan Rusia didirikan kembali walaupun terdapat pembatasan dari negara Barat usai invasi Rusia ke Ukraina.

Pejabat senior AS menyampaikan terdapat beberapa isu lainnya yang akan dibahas seperti klaim teritorial China terhadap Taiwan dan agresi China di Laut China Selatan.

Pakar China dan investasi asing di Pusat Studi Internasional dan Strategis Washington Jude Blanchette menyampaikan China akan terlihat paling aktivis ketika berdaya dan kuat.

“Anda sering melihat respons Tiongkok yang paling aktivis pada saat mereka merasa berdaya dan kuat,” ujar Blanchette.

Menurutnya, kepemimpinan Beijing saat ini harus memadamkan banyak kebakaran.

Menteri Keuangan (Menkeu) AS Janet Yellen meminta China mengatur kembali strategi pertumbuhan ekonomi negaranya karena khawatir akan memunculkan ancaman sanksi baru.

Yellen mengingatkan kepada para pejabat China bahwa bank-bank China yang membantu perang Rusia akan segera menghadapi sanksi baru dari AS, hal itu dikatakannya ketika menyampaikan kekhawatiran kepada para pemimpin utama mengenai kelebihan kapasitas Tiongkok.

Menjelang kunjungan Blinken, media pemerintah China melaporkan terdapat kontradiksi dalam usaha untuk menstabilkan hubungan sambil meningkatkan persaingan dalam perdagangan.

Surat kabar Global Times milik partai komunis menulis “Mengapa pihak AS mengubah kunjungan biasa menjadi sebuah ultimatum?”. Surat kabar ini juga tertulis jika masalah tidak dapat terselesaikan, akan memunculkan bahaya.

“Jika masalah ini tidak diselesaikan, ibarat berjalan di malam hari dengan mata tertutup dan mudah menimbulkan kesalahan bahkan bahaya.”

Blinken tiba di China setelah beberapa jam senat AS menyetujui paket bantuan yang akan diberikan ke Ukraina, Israel, dan Taiwan yang totalnya senilai US$95 miliar serta membicarakan larangan aplikasi TikTok apabila tidak melakukan divestasi dari perusahaan induknya di China.

Paket bantuan tersebut ditandatangani oleh Presiden Joe Biden Rabu (24/4/2024).

Delegasi AS akan menyampaikan secara jelas terkait pencegahan peningkatan ketegangan kepada pihak China. AS juga telah melakukan pertemuan dengan negara sekutunya di Eropa dan Asia pada beberapa minggu terakhir dan membahas mengenai China.

Delegasi besar AS, termasuk Blinken akan memfokuskan pada topik diskusi di Shanghai dan Beijing pada minggu ini.

Dalam kunjungan tersebut, Blinken didampingi oleh asisten menteri luar negeri untuk urusan Asia Timur dan Pasifik Daniel Kritenbrink, Direktur senior Dewan Keamanan Nasional untuk urusan Tiongkok dan Taiwan Sarah Beran, wakil sekretaris diplomasi publik dan urusan masyarakat Elizabeth Allen, asisten menteri luar negeri untuk urusan narkotika internasional dan penegakan hukum Todd Robinson, dan duta besar untuk dunia maya dan kebijakan digital Nathan Fick. (Ahmadi Yahya) 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper