Bisnis.com, JAKARAT — Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) membeberkan eks Perdana Menteri Inggris, Tony Blair berkomitmen untuk membantu Indonesia dalam mengembangkan proyek carbon capture and storage (CCS).
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan dan Maritim dan Energi Kemenko Marves Jodi Mahardi mengatakan Blair bakal membantu Indonesia dalam menjajaki pembeli atau offtaker potensial untuk proyek CCS di dalam negeri.
“CCS tentunya bisa menjadi salah satu sumber perekonomian baru kita dan juga untuk mendorong dekarbonasi terutama untuk industri-industri yang hard-to-abate,” kata Jodi saat ditemui di Jakarta, Rabu (24/4/2024).
Lewat Tony Blair Institute for Global Change, kata Jodi, Blair diharapkan dapat mendorong kerja sama lintas negara atau cross border dalam penerapan CCS mendatang.
“Pak Tony Blair tentunya menyampaikan juga harapan supaya bisa terus ikut membantu dan melakukan kerja sama dengan negara-negara lain terutama kerja sama cross border,” kata dia.
Berdasarkan identifikasi pada 20 cekungan produksi, Kementerian ESDM memperkirakan kapasitas penyimpanan karbon domestik pada lapisan saline aquifer mencapai 572,77 gigaton CO2 (karbon dioksida), jauh lebih tinggi dari perhitungan pada 2015 lalu di level 9,7 gigaton CO2.
Baca Juga
Sementara itu, potensi penyimpanan pada lapisan depleted migas dari hitung-hitungan terbaru mencapai 4,85 giga ton CO2, lebih tinggi dari perkiraan pada 2015 lalu di level 2,5 gigaton CO2.
Hasil kajian lain yang dilakukan oleh ExxonMobil memperkirakan potensi penyimpanan sekitar 80 gigaton CO2 pada saline aquifer, sementara dari hasil kajian Rystad Energy memperkirakan lebih dari 400 giga ton CO2 pada reservoir migas dan saline aquifer Indonesia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Blair bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/4/2024).
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi didampingi oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Pada pertemuan itu, Blair diketahui membahas soal investasi di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT), Carbon Capture and Storage (CCS), dan beberapa alur logistik yang baik khususnya di Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Akan ada rencana pembangunan Uni Emirat Arab berupa solar panel di sana, detailnya kami lagi susun. Kami sepakati bentuk tim kecil untuk lakukan langkah-langkah agar lebih mengerucut dan penyelesaian cepat selesai,” kata Bahlil kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (18/4/2024).
Lebih lanjut, dalam pertemuan itu juga dibahas lebih terperinci mengenai CCS atau penyimpanan emisi karbon dioksida (CO2) yang potensial di Indonesia. Mengingat, CCS digadang-gadang akan menjadi jalan baru bagi pemerintah dalam menarik investasi khususnya sektor industri untuk masuk ke Indonesia.