Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Gunawan Wicaksono

Ekonom Ahli Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah

Lihat artikel saya lainnya

Opini : Kartini Membangun untuk Indonesia Gemilang

Pemberdayaan perempuan dalam ekonomi akan membuat ketersediaan tenaga kerja menjadi lebih besar.
Foto Raden Ajeng Kartini
Foto Raden Ajeng Kartini

Bisnis.com, JAKARTA - Menurut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), makin tinggi peran perempuan dalam perekonomian suatu negara maka kesejahteraan rakyatnya akan lebih baik. Data BPS menunjukkan bahwa Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan memang sudah mengalami perkembangan dalam satu dekade terakhir.

Data BPS menunjukkan pada 2013, TPAK perempuan masih 49,9% sementara laki-laki 83,6%. Sepuluh tahun kemudian, pada 2023, TPAK perempuan naik menjadi 60,2% dan laki-laki 86,9%. Peningkatan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja sejalan dengan semakin majunya tingkat pendapatan. Data World Bank menunjukkan bahwa PDB Indonesia tembus di atas US$1 triliun pada 2018 dan terus meningkat hingga US$1,4 triliun pada 2023.

Secara rata-rata (data PBB), wanita menerima 23% penghasilan lebih rendah daripada pria di dunia kerja dan menghabiskan jam kerja tidak dibayar tiga kali lebih banyak dibandingkan pria. Pemberdayaan perempuan dalam ekonomi akan membuat ketersediaan tenaga kerja menjadi lebih besar.

Bagaimana hal itu dapat terjadi? Bayangkan perekonomian itu seperti sebuah mesin raksasa. Mesin raksasa ini memiliki input modal (capital) dan tenaga kerja (labor) serta teknologi. Input itu selanjutnya disebut sebagai faktor produksi dan proses mesin bekerja sebagai fungsi produksi. Seandainya penggunaan faktor produksi modal, tenaga kerja dan teknologi ditingkatkan maka output perekonomian akan meningkat. Faktor produksi berpengaruh positif terhadap output.

Namun, sebagaimana pohon tidak akan bertambah tinggi tidak terbatas, maka jumlah jam kerja yang dapat dihasilkan dari satu pool tenaga kerja juga terbatas. Untuk setiap pekerjaan, ada kebutuhan skill dan knowledge spesifik yang diperlukan.

Memperbesar ekstraksi tenaga kerja saja dari pool yang tersedia tidak akan secara optimal memenuhi kebutuhan skill pekerjaan yang dibutuhkan. Itu artinya, hanya dengan meningkatkan peran perempuan sebagai bagian faktor produksi tenaga kerja, akan meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja itu.

Bahkan, lebih jauh, endowment teknologi dan keahlian yang diciptakan akan mampu mendorong kreativitas yang lebih tinggi yang meningkatkan teknologi. Ini juga meningkatkan output perekonomian.

Sayangnya, banyak yang berhenti sampai di situ saja. Banyak negara maju terjebak di dalam pemberdayaan perempuan dalam satu periode waktu. Dalam jangka panjang ini tidak berkelanjutan (sustainable).

Jay Forrester, seorang tokoh pencetus dalam System Dynamics, menyatakan kebanyakan problem yang ditemui dalam suatu sistem bukan berasal dari luar sistem itu, tapi justru berasal dari dalam sistem itu sendiri.

Ini seperti kebijakan mengambil ikan sebanyaknya dari satu kolam hanya akan memperbesar output sekali saja dan selanjutnya justru mengecil outputnya. Memperbesar pool tenaga kerja saja, tanpa memperhatikan keberlanjutannya, justru dapat berdampak negatif dalam jangka panjang. Bagaimana hal itu dapat terjadi?

Dalam suatu sistem, tidak pernah ada pelaku (agent) yang dapat secara konsisten selamanya melakukan fungsinya tanpa mengalami penurunan kapasitas kemampuan.

Dalam mesin perekonomian, penurunan kapasitas terjadi karena siklus alamiah penuaan dan kematian pelaku ekonomi. Tidakkah menakjubkan jika kita dapat membuat mesin perekonomian yang berproduksi secara konsisten terus menerus dan bahkan semakin membaik.

Proses regenerasi pelaku ekonomi menjadi kunci untuk hal itu. Itu berarti kemampuan reproduksi, replikasi, continuous improvement dari para pelaku ekonomi menjadi sangat penting dalam keberlanjutan sistem ini. PBB juga mengungkapkan bahwa keberadaan perempuan dalam merawat generasi yang ada dan mempersiapkan generasi selanjutnya sangat penting dalam siklus perekonomian.

Sayangnya, pekerjaan merawat dan mempersiapkan generasi selanjutnya seringkali tidak diperhitungkan sebagai bagian dari output perekonomian.

Berkaca dari hal di atas, pemberdayaan perempuan dalam perekomian tidak terbatas hanya memperluas pool tenaga kerja melalui pemberian dan perluasan hak bekerja dan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan namun juga melalui kebijakan yang memastikan proses regenerasi pelaku ekonomi berlangsung dengan mulus.

Itu artinya kebijakan seperti pencegahan dan penghapusan stunting anak-anak, program kesehatan ibu dan anak, pendidikan usia dini, bahkan program bagi para lanjut usia agar tetap produktif, harus dilakukan, sejalan dengan kebijakan perekonomian lainnya.

Tanpa itu, maka kita menyaksikan perlambatan ekonomi yang terjadi di hampir semua negara maju termasuk Amerika, Jerman, Jepang, Korea Selatan bahkan Tiongkok.

Pertumbuhan output sesaat tanpa diimbangi regenerasi pelaku ekonomi dan peningkatan permintaan domestik dan hanya mengandalkan ekspor akan menggerus pertumbuhan ekonomi pada masa yang akan datang.

Tiongkok merelaksasi peraturan dan memperbolehkan kelahiran sebanyak mungkin. Jepang memberikan subsidi agar warganya mau melahirkan. Amerika bahkan mendorong imigrasi, agar kebutuhan pool tenaga kerja dan permintaan domestik dapat dipenuhi dalam waktu singkat.

Perayaan Kartini menjadi salah satu cara meningkatkan peran wanita mendorong perekonomian. Perempuan harus menjadi bagian penting dalam pembangunan Indonesia. Salah satunya, Bank Indonesia Jawa Tengah melaksanakan program Kartini Membangun Negeri (Kabari) sejak 2022.

Program ini membantu kaum wanita agar dapat produktif sehingga turut meningkatkan kesejahteraan keluarga. Claudia Goldin, pemenang Nobel Ekonomi 2023 menyatakan kebangkitan emansipasi wanita dalam perekonomian merupakan hasil dari kebijakan bertahun-tahun dan bukan hasil yang instan. Jalan masih panjang, pekerjaan rumah masih banyak. Kita harus bahu membahu mendorong kemajuan wanita bagi Indonesia yang lebih gemilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper