Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toll Fee Gas Pipa Cisem I Belum Diketok, Tarif Masih Dipatok US$0,37-US$0,4

Biaya angkut gas atau toll fee pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I (Ruas Semarang-Batang) hingga kini belum resmi ditetapkan.
Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyaksikan pengaliran gas bumi (gas-in) pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang tahap I (Cisem-1) ke kawasan industri di Kendal, Jumat (17/11/2023)/Kementerian ESDM
Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menyaksikan pengaliran gas bumi (gas-in) pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon-Semarang tahap I (Cisem-1) ke kawasan industri di Kendal, Jumat (17/11/2023)/Kementerian ESDM

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas hilir niaga gas bumi hingga saat ini belum secara resmi menetapkan biaya angkut gas atau toll fee pipa transmisi gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I (Ruas Semarang-Batang), meski proyek telah beroperasi sejak tahun lalu.

Sementara ini, toll fee pipa Cisem masih dipatok di rentang US$0,37 per juta metrik british thermal unit (MMBtu) sampai dengan US$0,4 per MMBtu.

Penerapan tarif angkut itu dilakukan di tengah volume lintas gas dari pipa transmisi Cisem I yang meleset dari target atau hitung-hitungan yang dibuat dalam feasibility study proyek. 

Operator pipa Cisem I, PT Pertamina Gas (Pertagas) mencatat volume pengaliran gas dari pipa transmisi itu baru mencapai rata-rata 1,1 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). 

“Mengenai toll fee, masih pada rentang US$0,37 per MMBtu sampai dengan US$0,4 MMBtu,” kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi kepada Bisnis, Selasa (23/4/2024). 

Belakangan, Pertagas tengah mengajukan besaran tarif penyaluran gas kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas). Hanya saja hingga saat ini, toll fee pipa Cisem 1 belum kunjung ditetapkan sejak proyek itu pertama kali menerima gas pada Agustus 2023 lalu. 

Agus mengatakan, belum optimalnya salur gas dari pipa transmisi Cisem I disebabkan karena sebagian besar industri di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang belum beroperasi. 

“Maka serapan gas yang saat ini masih di bawah 10 MMscfd,” kata Agus. 

Kendati demikian, dia menegaskan, aktivitas salur gas dari proyek itu diproyeksikan makin sibuk seiring dengan proyeksi pertumbuhan industri sepanjang jalur pipa. 

“Seiring dengan selesainya berbagai industri di KIT Batang akan menaikkan angka konsumsi gas melalui Cisem I dan akan lebih lebih besar lagi nanti saat Cisem II selesai dibangun tahun 2025,” kata dia.

Adapun, potensi industri di wilayah Kendal dan Batang dapat mencapai sekitar 40 industri, dengan proyeksi kebutuhan gas tahap awal sekitar 30 MMscfd (5 tahun pertama), dan dapat meningkat lebih dari 58 MMscfd. 

Selain industri, Pipa Cisem juga akan memberikan nilai tambah bagi masyarakat melalui gas untuk rumah tangga. Setelah selesainya Pipa Cisem tahap 2, diharapkan terdapat potensi gas untuk jaringan gas kota (jargas) minimal 5 MMscfd atau sekitar 300.000 rumah tangga.

Adapun, proyek Pipa Gas Cisem Tahap I dibangun dari dana yang berasal dari APBN dengan skema multi years contract (MYC) dengan nilai Rp1,1 triliun. Pipa Gas Cisem dialiri gas bumi yang berasal dari Lapangan Jambaran Tiung Biru, Wilayah Kerja (WK) Blora; Long Term Plan (LTP) WK Cepu (lapangan Cendana - Alas Tua); dan WK Tuban (lapangan Sumber-2).

Sekretaris Perusahaan Pertagas Muhammad Baron mengatakan, penyaluran gas dari pipa transmisi itu relatif berjalan baik sejak menerima gas perdana pada Agustus 2023 lalu.  

“Proses pengaliran gas melalui Pipa Transmisi Cisem Tahap 1 berjalan baik dengan jumlah volume pengaliran gas rata-rata 1,1 MMscfd,” kata Baron saat dihubungi, Senin (22/4/2024).  

Sementara itu, kata Baron, perseroan masih dalam proses mengajukan besaran tarif penyaluran gas atau toll fee pipa transmisi Cisem Tahap I kepada BPH Migas.

“Untuk toll fee saat ini masih dalam proses pengajuan dan akan ditetapkan oleh BPH Migas mengacu pada perhitungan keekonomian yang disampaikan pada proses lelang,” kata Baron.  

Adapun, dia menambahkan, parameter yang digunakan dalam pengajuan toll fee itu di antara lain capital expenditure (capex), operating expenditure (opex), dan juga volume pengaliran.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper