Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Working Dinner G20: RI Tekankan Pentingnya Inklusivitas Transisi Energi

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menghadiri Working Dinner G20 Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting di Washington D.C., AS, Sabtu (20/4/2024).
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyampaikan keynote speechnya pada High-Level Event bertajuk  “Navigating the Mid-transition Period of the Low-Carbon Shift: The Critical Role of Finance Ministries” di Brookings Institution, Washington, D.C, AS, Selasa (16/4/2024)./ANTARA/HO-Kementerian Keuangan/aa.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyampaikan keynote speechnya pada High-Level Event bertajuk “Navigating the Mid-transition Period of the Low-Carbon Shift: The Critical Role of Finance Ministries” di Brookings Institution, Washington, D.C, AS, Selasa (16/4/2024)./ANTARA/HO-Kementerian Keuangan/aa.

Bisnis.com, JAKARTA — Inklusivitas dan keadilan dalam upaya transisi energi menjadi poin utama yang ditekankan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dalam agenda Working Dinner G20 Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting di Washington D.C., Amerika Serikat, Sabtu (20/4/2024).

“Seluruh perencanaan iklim masa depan harus memprioritaskan inklusivitas dan keadilan. Memastikan transisi yang adil dan terjangkau juga selaras dengan G20 Transition Finance Framework,” kata Sri Mulyani, dalam keterangannya.

Dia melanjutkan transisi menuju ekonomi rendah karbon membutuhkan investasi yang sangat besar. 

Sementara, berdasarkan data United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), terdapat kesenjangan investasi tiap tahunnya sebesar kurang lebih US$400 miliar untuk mengimplementasikan elemen-elemen esensial dari transisi tersebut.

Dalam konteks itu, Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform hadir sebagai blended finance framework untuk memobilisasi sumber daya keuangan dan dukungan internasional.

“Salah satu pilot project yang sudah berjalan adalah pemensiunan dini Cirebon 1 power plant. Dengan kapasitas 660 megawatt, akan membutuhkan biaya kurang lebih US$1,3 miliar untuk memensiunkan dini pembangkit listrik ini dalam 7 tahun kedepan. Namun, proses ini dapat menyelamatkan 28.5 juta ton CO2e,” ujar dia.

Pada kesempatan tersebut, Menkeu juga menyoroti kredit karbon yang perlu segera disiapkan, utamanya mengenai selera investasi sektor swasta akan instrumen ini.

Menurutnya, peranan Multilateral Development Bank (MDB) seperti World Bank, ADB, dan AIIB dalam mengoreksi persepsi risiko dan manajemen sangatlah kritikal.

“Tanpa peranan mereka, kita hanya akan bergantung pada pembiayaan publik, baik pada skala nasional maupun global, dan tidak menarik pembiayaan dari sektor swasta sama sekali,” tambahnya.

Sebagai co-chair Coalition of Finance Ministers for Climate Action (CFMCA), Menkeu bersama Steven van Weyenberg, Menteri Keuangan Belanda, menyambut baik segala upaya kolaborasi terkait transisi dan solusi permasalahan iklim, termasuk dalam Task Force for the Global Mobilization against Climate Change (TF-CLIMA).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper