Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kebimbangan The Fed dan Perubahan Arah Bank Sentral di Asia

Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengejutkan The Fed, memunculkan dinamika bagi bank-bank sentral kawasan Asia dalam menentukan suku bunga acuannya.
Kebimbangan The Fed dan Perubahan Arah Bank Sentral di Asia. Suasana gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner
Kebimbangan The Fed dan Perubahan Arah Bank Sentral di Asia. Suasana gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA – Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mengejutkan The Fed, memunculkan dinamika tersendiri bagi bank-bank sentral di kawasan Asia dalam menentukan suku bunga acuannnya.

Seperti diketahui, data penjualan ritel dan tenaga kerja terbaru di AS telah melampaui ekspektasi pelaku pasar dan The Fed. Pada saat yang sama inflasi AS juga justru mengalami kenaikan.

Hal tersebut menimbulkan kebimbangan  bagi The Fed. Sebab, sebelumnya, Bank Sentral AS telah mengindikasikan adanya penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Namun, dengan adanya risiko laju inflasi tahun ini melenceng dari target 2%, para pejabat The Fed pun mulai memberikan kisi-kisi untuk memutar haluan kebijakannya.

Bahkan Ketua The Fed Jerome Powell telah mengindikasikan untuk menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk memangkas suku bunga menyusul serangkaian angka inflasi yang sangat tinggi.

“Data terbaru jelas tidak memberi kita kepercayaan diri yang lebih besar dan justru menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari perkiraan untuk mencapai kepercayaan tersebut,” kata Powell dalam diskusi panel bersama Gubernur Bank of Canada Tiff Macklem di Wilson Center di Washington, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (17/4/2024).

Para analis pun melihat, pernyataan Powell itu mengindikasikan bahwa The Fed idak melihat adanya urgensi untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Bahkan sejumlah analis memperkirakan, penurunan suku bunga The Fed pada 2024 mungkin akan terjadi pada akhir tahun ini.

Di sisi lain, langkah The Fed tersebut tentu berdampak bagi bank-bank sentral di negara lain, termasuk di Asia.

Morgan Stanley dalam riset terbarunya memperkirakan, sebagian besar bank sentral di Asia kemungkinan akan mulai memangkas suku bunga pada akhir tahun ini, jika memang diperlukan.

Salah satu ekonom Morgan Stanley Chetan Ahya mengatakana, bank sentral di China, Korea Selatan, Indonesia, Filipina, dan Taiwan akan menunda penurunan suku bunga acuannya dalam waktu dekat. Sementara itu bank sentral India dan Malaysia akan mempertahankan suku bunga hingga sisa tahun ini.

Di sisi lain, ekonom Morgan Stanley Ellen Zentner juga turut menggeser proyeksinya terhadap penurunan suku bunga AS dari empat kali pada tahun ini, menjadi hanya tiga kali. Bahkan dia juga tidak yakin, The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneternya mulai Juli 2024.

Dia justru melihat, suku bunga AS baru bisa diturunkan mulai September 2024. Sebab para petinggi Bank Sentral AS masih akan terus menunggu data ekonomi terbaru AS yang sesuai dengan target sebelum melonggarkan kebijakan moneternya.

Sementara itu, bank-bank sentral di Asia kemungkinan besar tidak akan menurunkan suku bunga sebelum adanya indikasi yang kuat dari pelonggaran moneter di AS. Sebab, menuurt Morgan Stanley, bank sentral di Asia tidak ingin berjudi dengan mengorbankan nilai tukar mata uang mereka, yang dapat melemah terhadap dolar AS.

Konflik yang memanas di Timur Tengah, setelah serangan balik Iran kepada Israel pun memunculkan kekhawatiran tersendiri bagi bank sentral di Asia. Morgan Stanley melihat, pemerintah dan bank sentral di Asia, mewaspadai risiko tekanan dari lonjakan harga energi di dunia.

“Harga energi yang lebih tinggi akan menyebabkan tekanan inflasi utama lebih tinggi dan mungkin memberikan risiko positif terhadap prospek inflasi.Dengan latar belakang ini, kami berpikir bahwa bank sentral di kawasan ini akan menahan diri dalam menurunkan suku bunganya,” tulis para ekonom Morgan Stanley, dikutip Rabu (17/4/2024)

SUKU BUNGA DI ASEAN

Hal senada pun disampaikan oleh OCBC dalam riset terbarunya. Ekonom senior untuk kawasan Asean dari OCBC yakni Lavanya Venkateswaran melihat The Fed akan menurunkan suku bunga kebijakannya pada tahun 2024 secara kumulatif sebesar 75 basis poin (bps).

Perkiraan itu turun dibandingkan proyeksi sebelumya, yang memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya hingga 100 bps. Venkateswaran juga melihat, suku bunga The Fed baru akan turun pada kuartal III/2024 dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yakni mulai pada Juni 2024

“Pergeseran ini akan berdampak pada bank sentral di negara-negara anggota Asean-5 seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam,” ujarnya.

Venkateswaran memperkirakan Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga kebijakannya secara kumulatif sebesar 100 bps pada tahun 2024 dan 25bps pada tahun 2025 dibandingkan total penurunan sebesar 125 bps pada tahun 2024 sebelumnya.

Sementara itu, Bangko Sentral ng Pilipinas akan menurunkan suku bunga kebijakannya secara kumulatif sebesar 50 bps pada tahun 2024 dan 100 bps pada tahun 2025 dibandingkan sebelumnya sebesar 100 bps pada tahun 2024 dan 50 bps pada tahun 2025.

Selanjutnya, Bank of Thailand akan menunda penurunan suku bunga. Oleh karena itu, OCBC merevisi proyeksi penurunan suku bunga kumulatif sebesar 50 bps di Thailand untuk tahun 2024.

Proyeksi untuk Bank Negara Malaysia juga turut direvisi, OCBC melihat suku bunga di Malaysia akan ditahan pada 2024 dan 2025 dan Bank Negara Vietnam hanya akan menurunkan suku bunga acuannya secara kumulatif sebesar 50 bps pada 2024. (Chatarina Ivanka)

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper