Bisnis.com, JAKARTA - Mengelola hampir separuh dari total panjang jalan tol yang beroperasi di Indonesia bisa menjadi berkah atau bahkan tantangan bagi PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Terlebih, sejumlah ruas jalan tol yang dikelola pun merupakan ruas yang paling sibuk di Indonesia. Salah-salah strategi, bukannya untung tapi malah petaka yang didapat.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, setidaknya terdapat 7 ruas jalan tol yang dikelola Jasa Marga dengan volume lalu lintas harian rata-rata tertinggi di Indonesia pada semester I/2022.
Adapun, ruas tersebut adalah Jalan Tol Jakarta-Cikampek dengan volume lalu lintas harian rata-rata 443.426 kendaraan per hari, Jalan Tol Cawang-Tomang-Pluit atau Tol Dalam Kota dengan 347.326 kendaraan per hari, Jalan tol Jakarta-Tangerang dengan 361.941 kendaraan per hari.
Selain itu, masih ada Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi yang juga menjadi salah satu tol tersibuk di Indonesia dengan lalu lintas harian rata-rata 389.860 kendaraan per hari.
Tol tersibuk Jasa Marga lainnya adalah Jalan Tol JORR Seksi non S dengan 161.331 kendaraan per hari, Jalan Tol Cikampek-Padalarang 50.417 kendaraan per hari, dan Jalan Tol Semarang-Batang 28.960 kendaraan per hari.
Baca Juga
Di sisi lain, ruas-ruas sibuk juga berhasil menjadi penyumbang pendapatan yang paling besar bagi Jasa Marga. Ruas-ruas tersebut bahkan tercatat dalam 10 ruas jalan tol dengan pendapatan paling besar di Indonesia pada periode tersebut.
Pada semester I/2022, Jalan Tol Jakarta-Cikampek tercatat sebagai ruas jalan tol dengan pendapatan terbesar ketiga di Indonesia dengan realisasi Rp674 miliar dan diikuti oleh ruas jalan tol Jasa Marga lainnya yakni Tol Cikampek-Padalarang senilai Rp565 miliar.
Ruas yang mencatatkan kinerja baik lainnya adalah Jalan Tol Semarang-Batang dengan realisasi pendapatan Rp517 miliar, Jalan Tol JORR Seksi non S senilai Rp507 miliar, dan Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi senilai Rp496 miliar.
Dari situ, BPJT mencatat Jasa Marga sebagai badan usaha jalan tol (BUJT) dengan laba paling besar per semester I/2022. Dari 13 ruas, Jasa Marga berhasil mengantongi laba Rp752,73 miliar pada periode itu.
Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur menjelaskan, sejumlah pencapaian positif tersebut merupakan realisasi dari strategi bisnis yang dijalankan perseroan.
Menurutnya, hal itu sekaligus mencerminkan fokus Jasa Marga Group dalam membangun perusahaan yang berkelanjutan.
Subakti menambahkan, inovasi berbasis teknologi untuk mendukung operasional jalan tol juga terus dilakukan oleh perseroan. Beberapa di antaranya adalah pengembangan aplikasi Travoy yang dirancang sebagai asisten perjalanan pengguna jalan.
Jasa Marga juga mengoperasikan Jasa Marga Tollroad Command Center yang didukung oleh Jasamarga Integrated Digitalmap sebagai platform untuk mengolah informasi berbasis Intelligent Transportation System (ITS) yang berfungsi memberikan rekomendasi rekayasa lalu lintas.
Upaya lainnya adalah berkolaborasi dengan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri dalam penerapan Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) atau tilang elektronik di sejumlah ruas jalan tol Jasa Marga Group.
“Tidak hanya mengejar return bagi pemegang saham, namun Jasa Marga juga memperhatikan dampak lingkungan dan dampak sosial bagi para pemangku kepentingannya,” kata Subakti dikutip dari Laporan Buku Tahunan BPJT 2023.
Layanan pintar yang diterapkan Jasa Marga, juga terbukti dengan kelancaran arus lalu lintas di ruas jalan tol yang dikelolanya, terutama di ruas-ruas yang padat.
Data BPJT menunjukkan, Jalan Tol Jagorawi tercatat memiliki kecepatan tempuh rata-rata 79 km per jam meski lalu lintas harian rata-ratanya cukup tinggi, sedangkan jalan tol tersibuk di Indonesia, Tol Jakarta-Cikampek memiliki kecepatan tempuh rata-rata 77 km per jam.
Di samping itu, pengembangan dan inovasi yang diterapkan pada 2022 juga berdampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan pada 2023.
Jasa Marga mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp15,6 Triliun atau tumbuh 12,9% yang merupakan kontribusi dari kinerja pendapatan Tol sebesar Rp14,0 triliun.
Kinerja pendapatan dari segmen bisnis jalan tol tercatat meningkat 12,1% dibandingkan dengan tahun lalu, sedangkan pendapatan usaha lainnya tercatat sebesar Rp1,6 triliun atau naik 20,9%.
Dari sisi operasional, sepanjang 2023 Jasa Marga mencatat peningkatan lalu lintas harian rata-rata (LHR) di jalan tol Jasa Marga Group. Realisasi LHR di jalan tol Jasa Marga Group mencapai 3,5 juta kendaraan setiap harinya, meningkat sebesar 5,3% dibandingkan dengan LHR tahun lalu.
Emiten berkode saham JSMR itu juga masih memegang pangsa pasar di industri jalan tol dengan total panjang jalan tol Jasa Marga Group yang telah beroperasi sepanjang 1.264 KM yang merepresentasikan 47% jalan tol beroperasi di seluruh Indonesia.
Jumlah tersebut termasuk penambahan pengoperasian Jalan Tol Serpong-Cinere Seksi 2 Ruas Pamulang-Cinere sepanjang 3,64 km sejak 22 Desember 2023 yang dikelola oleh PT Cinere Serpong Jaya (CSJ).
Sementara itu, total konsesi jalan tol yang dimiliki oleh perseroan adalah 1.736 KM di seluruh Indonesia. Jumlah konsesi ini termasuk penambahan konsesi terbaru yang diperoleh perseroan yaitu Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37,05 KM yang dikelola oleh PT Jasamarga Akses Patimban (JAP).
Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana mengatakan di tengah pengoperasian ruas-ruas jalan tol baru yang meningkatkan konektivitas antar jalan tol Jasa Marga Group yang menjadi katalis positif atas kenaikan volume lalu lintas perseroan.
Hal itu juga diimbangi dan dioptimalkan dengan kemampuan perseroan dalam mengendalikan pertumbuhan beban operasional dan menjaga efisiensi beban usaha.
"Untuk core profit perseroan sepanjang 2023 adalah sebesar Rp2,7 triliun, atau meningkat 196,7% dari core profit tahun sebelumnya," jelasnya.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, transformasi yang dilakukan oleh BUMN telah membuahkan hasil, tapi tidak boleh cepat berpuas diri karena tantangan perekonomian pada 2024 dinilai amat besar untuk melakukan terobosan pertumbuhan ekonomi di atas angka 5%.
“Saya terus mendorong transformasi yang ada di BUMN. Kita sudah memiliki blue print tahun 2024-2034 agar Indonesia menjadi bagian dari green economy. Tidak hanya itu, BUMN harus menjadi komponen terpenting dari Government Technology, maka penting bagi kita untuk terus beradaptasi dengan teknologi yang ada,” imbuhnya.
Pengamat Kebijakan Publik, Agus Pambagio menilai penerapan teknologi yang dilakukan Jasa Marga pada ruas-ruas jalan tolnya sejauh ini masih dirasa cukup dan telah berdampak terhadap operasional.
Kendati demikian, Jasa Marga dinilai masih harus untuk meningkatkan inovasinya seiring dengan kebutuhan konsumen. Pasalnya, sebagai pemain utama jalan tol, Jasa Marga dapat menjadi acuan bagi operator-operator jalan tol lainnya, sehingga dapat diterapkan pada ruas-ruas lainnya.
“Jasa Marga yang punya banyak jaringan, bisa menjadi kiblat pelayanan jalan tol, jalan tol transportasi yang berkeselamatan, Jasa Marga tidak hanya operator jalan tol, banyak hal yang perlu diperhatikan,” jelasnya.