Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Ekonomi Asean+3 Diproyeksi Menguat ke 4,5% pada 2024

ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asean+3 tumbuh sebesar 4,5% pada 2024.
Presiden RI Joko Widodo (kiri) menggelar konferensi pers bersama Perdana Menteri Fumio Kishida (kanan) usai KTT 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-Jepang di Tokyo, pada Minggu (17/12/2023). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden RI.
Presiden RI Joko Widodo (kiri) menggelar konferensi pers bersama Perdana Menteri Fumio Kishida (kanan) usai KTT 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-Jepang di Tokyo, pada Minggu (17/12/2023). ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden RI.

Bisnis.com, JAKARTA – ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asean+3 tumbuh sebesar 4,5% pada 2024, lebih tinggi dari realisasi pada 2023 sebesar 4,3%.

AMRO juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asean, Jepang, China, dan Korea Selatan tersebut, tumbuh sebesar 4,2% pada 2025.

Pertumbuhan yang lebih kuat untuk Asean+3 tahun ini diperkirakan akan didorong oleh permintaan domestik yang kuat, didukung oleh peningkatan pendapatan rumah tangga dan pulihnya aktivitas investasi. 

Chief Economist AMRO Hoe Ee Khor mengatakan bahwa kinerja ekspor kawasan diperkirakan meningkat, sebagian karena siklus kenaikan harga chip global, serta pemulihan pariwisata yang berkelanjutan akan memberikan dorongan tambahan.

Dengan perkembangan ini, kawasan Asean diperkirakan akan mendapat manfaat dari kombinasi faktor-faktor yang menguntungkan ini, dengan pertumbuhan pada tahun 2024 dan 2025 diperkirakan masing-masing sebesar 4,8% dan 4,9%.

Sementara itu, pertumbuhan di kawasan Plus-3 diperkirakan tetap kuat, masing-masing sebesar 4,3% dan 4,1% pada 2024 dan 2025.

Lebih lanjut, dengan harga komoditas global yang  stabil, inflasi di Asean+3, tidak termasuk Laos dan Myanmar, diperkirakan akan menurun dari 2,8% tahun lalu menjadi 2,5% pada 2024.

Tingkat inflasi di Asean+3 diperkirakan menurun lebih lanjut menjadi 2,3% pada 2025.

Meski demikian, AMRO memperingatkan tetap adanya potensi risiko yang akan menghambat pertumbuhan ekonomi kawasan ke depan.

“Lonjakan harga komoditas global yang tiba-tiba, pertumbuhan yang lebih lemah dari perkiraan di China, atau meningkatnya ketegangan geopolitik dapat membalikkan keadaan di kawasan ini," kata Hoe Ee Khor, dikutip Selasa (9/4/2024).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper