Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks PMI Manufaktur Asean Maret 2024 Meningkat jadi 51,5, Ditopang Indonesia dan Singapura

Indeks manufaktur kawasan Asean secara rata-rata berada di level ekspansi tertopang kinerja Indonesia dan Singapura.
Penanda gedung Singapore Exchange Ltd. (SGX) atau Bursa Efek Singapura, dipotret pada Selasa (7/2/2023). - Bloomberg/Nicky Loh
Penanda gedung Singapore Exchange Ltd. (SGX) atau Bursa Efek Singapura, dipotret pada Selasa (7/2/2023). - Bloomberg/Nicky Loh

Bisnis.comJAKARTA - Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur Asean telah meningkat pesat pada akhir kuartal I/2024, mencapai level tertinggi dalam 11 bulan.

Berdasarkan data PMI terbaru dari S&P Global yang dirilis Senin (1/4/2024) PMI Asean pada Maret 2024 telah meningkat menjadi 51,5, dari sebelumnya pada Februari 2024 yang mencatatkan sebesar 50,4. 

Angka tersebut kemudian menandakan perbaikan yang solid dalam kondisi operasional. Peningkatan ini juga dinilai sebagai peningkatan yang paling nyata dalam hampir satu tahun. 

“Dengan perbaikan kondisi operasional yang terlihat dalam tiga bulan terakhir, hal ini menjadi kuartal dengan kinerja terkuat sejak kuartal kedua tahun lalu,” jelas Ekonom di S&P Global Market Intelligence, Maryam Baluch.

Permintaan barang-barang manufaktur Asean bangkit kembali. Hal ini lantaran pesanan baru pada Maret 2024 meningkat dalam pertama kalinya dalam 7 bulan. Laju ekspansi tersebut juga merupakan yang tercepat sejak pertengahan tahun 2023. 

Kemudian, peningkatan dalam pesanan baru juga mendorong ekspansi produksi yang lebih kuat. Pada gilirannya, perusahaan-perusahaan meningkatkan lapangan kerja dan aktivitas pembelian. Keduanya juga meningkat dengan laju terkuat dalam lima bulan terakhir. 

Tekanan harga juga diketahui mereda sejak Februari 2024. Beban biaya dan beban keluaran naik pada laju terlemah dalam tiga dan delapan bulan berturut-turut

Berdasarkan negara, perbaikan kondisi operasional sebagian besar berpusat pada sektor manufaktur di Singapura dan Indonesia. Filipina juga dikatakan hanya mencatat sedikit peningkatan. 

Lalu, Vietnam secara umum tidak mencatatkan perubahan kondisi operasional. Thailand, Malaysia dan Myanmar juga mencatat penurunan pada Maret 2024. 

Kemudian, Baluch menuturkan bahwa pembaruan peningkatan pesanan baru mendorong ekspansi output yang lebih cepat. Namun, tren permintaan menunjukan bahwa peningkatan pesanan baru sebagian besar berasal dari kline domestik. 

Lanjutnya, permintaan dari luar negeri dinilai terus melemah. Meskipun sentimen di kawasan ini sebagian besar tetap positif, prospek output diperkirakan melemah ke level terendah dalam delapan bulan. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper