Bisnis.com, JAKARTA -- Momen lebaran selalu tidak lepas dari berbagai cerita pulang kampung untuk merayakan hari raya idul fitri di kampung halaman alias mudik. Ada yang hampir gagal mudik karena kalah 'war' tiket kereta api hingga gagal dapat program mudik gratisan.
Amelia (30 tahun) sudah memastikan tanggal ia mudik dan balik jauh-jauh hari. Ia pun lantas mencari informasi terkait pemesanan tiket kereta api untuk ia mudik ke kampung halamannya di Ngawi, Jawa Timur.
Namun, karena kurang persiapan, ia gagal 'war' tiket kereta api. Ia sempat menunggu celah, jikalau tiba-tiba ada kuota baru hasil pembatalan penumpang lainnya atau program kereta tambahan. Akhirnya harapannya pupus. Sampai H-6 lebaran ia pasrah untuk memilih mudik memakai bus dan berangkat dari Terminal Terpadu Pulo Gebang.
"Memang biasanya naik kereta api. Jarang naik bus, hanya pernah dua kali saja naik bus. Ini karena ada kendala saja, jadi naik bus pesan online," ujarnya kepada Bisnis pada Sabtu (6/4/2024).
Adela Hapsari (29 tahun) sebenarnya sudah berhasil mendapatkan tiket kereta api menuju kampung halamannya di Lamongan. "Tapi saya salah jadwal," ujarnya. Tiket kereta api keberangkatan yang mestinya ia pesan H-5 lebaran malah ia pesan H-6 lebaran.
Adapun, Adela mengetahui kesalahan jadwalnya itu mepet waktu berangkat. "Jadinya gagal naik kereta api," tutur Adela.
Baca Juga
Perempuan pekerja swasta ini pun lantas beralih moda transportasi untuk mudik. Ia sempat mencari informasi tiket mudik gratis memakai bus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), namun kuota mudik ke kampung halamannya sudah habis. "Infonya [mudik gratis] tahu, tapi sudah ditutup pendaftarannya," kata Adela.
Ia pun lantas memesan tiket bus via online dan berangkat dari Terminal Terpadu Pulo Gebang. Ia harus rela mendapatkan harga yang lebih mahal dari biasanya. Harga bus ke Lamongan naik lebih dua kali lipat. Uang Rp640.000 ia setorkan ke agen bus dari hari biasanya sekitar Rp300.000.
Sebagaimana diketahui, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memang telah membuka penjualan tiket kereta api pada periode angkutan lebaran 2024 mulai 15 Februari 2024 atau H-45.
Dalam penjualan tiket tersebut, KAI mulai menggunakan sistem antrean layaknya 'war' tiket konser. VP Public Relations KAI Joni Martinus menjelaskan sistem antrean ini merupakan inovasi terbaru perseroan untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang.
Fitur sistem antrean atau waiting room adalah sistem antrean online yang diterapkan oleh KAI pada aplikasi Access by KAI dan website booking.kai.id pada saat pemesanan tiket untuk mengatur aliran pemesanan tiket secara lebih terorganisir, terutama pada saat trafik pemesanan tinggi.
“Fitur ini membantu memastikan bahwa website dan aplikasi tetap stabil dan pengguna dapat memesan tiket dengan lebih adil dan teratur,” jelas Joni dalam keterangan resminya.
Sementara itu, terdapat pula program mudik gratis, seperti yang digelar oleh Kemenhub. Program ini pun mendapatkan animo yang besar dari pemudik.
Kemenhub misalnya mencatat jumlah penumpang mudik gratis dengan moda bus pada momen lebaran 2024 naik 21,84% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Sesditjen Perhubungan Darat, Amirullah mengatakan pada periode lebaran 2023 realisasi penumpang mudik gratis moda darat atau bus tercatat 24.695 orang. Adanya animo yang tinggi di kalangan masyarakat untuk mengikuti mudik gratis bus membuat Kemenhub menaikkan kuota penumpang mudik gratis lebaran tahun ini menjadi 30.088 penumpang.
"Kuota penumpang ini meningkat 21,84% dibandingkan kuota 2023 lalu. Ini sangat tinggi animonya," ujar Amirullah dalam media briefing di Kemenhub bulan lalu (22/3/2024).