Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen telah tiba di China untuk melakukan pembicaraan selama empat hari, antara para pembuat kebijakan ekonomi senior dua negara.
Yellen telah tiba di Guangzhou, China Kamis waktu setempat (5/4/2024). Dia akan berkunjung dengan janji untuk membangun hubungan ekonomi yang lebih baik dan memperingatkan soal kelebihan kapasitas manufaktur China yang dapat menimbulkan risiko bagi perekonomian dunia lainnya.
Adapun, dia juga mengatakan bahwa akan menekankan manfaat timbal balik dari hubungan ekonomi yang sehat selama kunjungan empat harinya.
Berbicara dalam pertemuan dengan gubernur provinsi pusat industri Guangdong, Wang Weizhong, Yellen menyerukan playing field yang setara bagi pekerja dan perusahaan AS. Komunikasi terbuka juga sangat penting di bidang-bidang yang tidak disetujui oleh negara adidaya.
“Ini termasuk masalah kelebihan kapasitas industri China, yang dikhawatirkan oleh AS dan negara-negara lain dapat menyebabkan dampak global,” jelas Yellen, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (5/4/2024).
Yellen nantinya akan dijadwalkan untuk berbicara di Kamar Dagang Amerika di Guangzhou. Setelahnya dia akan memulai serangkaian pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri He Lifeng, sang “raja” kebijakan ekonomi China.
Baca Juga
Diketahui bahwa keduanya akan melakukan pertemuan bilateral dengan para staf, diikuti dengan makan malam dan tamasya perahu malam di Sungai Pearl. Pada Sabtu (6/4) mereka akan kembali melakukan pertemuan dan memiliki agenda makan siang, sebelum Yellen melakukan perjalanan ke Beijing.
Dilema Hubungan AS-China
Hubungan antara AS dan China telah menunjukan tanda-tanda perbaikan, sejak Presiden Joe Biden dan Xi Jinping bertemu pada November 2023.
Namun masih ada perbedaan besar dari kedua negara, terutama dengan upaya dari Negeri Tirai Bambu untuk meningkatkan investasi manufaktur sebagai upaya untuk melawan kemerosotan sektor real estat yang menghambat pertumbuhan ekonomi.
Seminggu sebelum kunjungannya, Yellen juga mengecam penggunaan subsidi oleh China untuk memberikan keunggulan kompetitif bagi industri-industri utama. Dia juga mengatakan bahwa investasi China yang berlebihan dan kelebihan kapasitas mendistorsi perekonomian global.
Dalam kunjungannya, Yellen bisa saja menghadapi penolakan atas upaya Negeri Paman Sam untuk menghidupkan kembali manufaktur AS melalui dukungan pemerintah untuk semikonduktor dan energi ramah lingkungan.
Pada Maret 2024, China juga mengajukan kasus ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengenai subsidi kendaraan listrik.