Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buru Sumber Minyak Baru di Blok ONWJ, Pertamina Lakukan Studi hingga 2025

PT Pertamina Hulu Energi dijadwalkan melakukan studi hingga 2025 untuk mengembangkan prospek GQX Complex, Blok ONWJ
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) tengah menantikan rencana pengembangan atau plan of development (PoD) prospek GQX Complex, bagian Blok Offshore North West Java (ONWJ) yang disiapkan PT Pertamina Hulu Energi (PHE). 

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro menuturkan, PHE belakangan masih melakukan kajian atau studi geology, geophysics, reservoir, and production (GGRP) untuk menghitung lebih detail cadangan lapangan minyak terkait sebagai dasar pengajuan PoD. 

“Saat ini, pihak PHE ONWJ masih melakukan kajian atau studi GGRP sampai dengan 2025 untuk menghitung lebih detail nilai cadangan minyak,” kata Hudi saat dikonfirmasi, Kamis (4/4/2024). 

Sebelumnya, prospek GQX itu ditaksir memiliki potensi sumber daya atau resources di sekitaran 50 juta barel minyak (MMBO) sampai dengan 100 MMBO. 

Kendati demikian, konfirmasi lanjutan untuk sumber daya terkira itu diperkirakan menyisakan potensi produksi di level 10.000 barel minyak per hari (bopd) sampai 20.000 bopd.

Hudi menuturkan, lembaganya masih menunggu studi anyar dari PHE untuk mengkaji potensi cadangan komersial yang layak untuk dikembangkan lebih lanjut dalam dokumen PoD nantinya. 

“Potensi cadangan masih menunggu hasil studi yang saat ini sedang dilakukan,” tuturnya. 

Adapun, Blok ONWJ membentang dari Kepulauan Seribu, DKI Jakarta sampai ke Cirebon Utara, Jawa Barat. Luas wilayah kerja ONWJ mencapai 8.279,29 kilometer persegi. Blok migas ini dioperatori oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Blok ONWJ merupakan salah satu lapangan minyak dan gas bumi tertua di Indonesia yang sudah beroperasi sejak 1966 dan masih berproduksi hingga saat ini.

Selain prospek GQX Complex, terdapat juga potensi cadangan migas skala besar di Lapangan Zulu. Prospek lapangan Zulu telah diidentifikasi pada 1974.  

Adapun, volume minyak awal atau original oil in place (OOIP) dari lapangan itu diidentifikasi hampir 1 miliar barel. Hanya saja recovery factor dari Lapangan Zulu belakangan ditaksir sekitar 5%. 

Penyebabnya, blok migas tua ini telah mengandung air-rata-rata di atas 80% serta karakteristik minyak di lapangan ini terbilang berat. 

Pencapaian Blok ONWJ yang dioperatori Pertamina sejak 2009, pada tahun 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 26.580 bopd atau 91,6% dari target APBN 29.000 bopd.  

Untuk realisasi gas sebesar 73.9 MMscfd dan tidak ada target pada APBN, sementara salur gas terealisasi sebesar 52,4 MMscfd dari target APBN 55 MMscfd atau 95,3%.

Direktur Utama PHE Chalid Said Salim menuturkan, pengajuan peralihan kontrak ONWJ itu menjadi krusial untuk melanjutkan kembali investasi pada salah satu aset tua milik perusahaan migas pelat merah tersebut.  

“Apabila dengan gross split sekarang, proses pengelolaannya itu akan minus,” kata Chalid saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII, Jakarta, Rabu (27/3/2024).  

Selain ONWJ, PHE turut mengajukan migrasi kontrak untuk Blok Offshore Southeast Sumatra (OSES), Attaka, dan Tuban East Java.  

“Tentu investasinya itu bisa unlock dari reserves ke production, sampai saat ini dari pemerintah, SKK Migas sangat mendukung,” kata Chalid. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper