Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Pemulihan Ekonomi China Menyala, Harga Minyak Naik Tipis

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2024 menguat 0,35% atau 0,29 poin menjadi US$83,46 per barel.
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris
Tempat penyimpanan minyak di Pelabuhan Richmond in Richmond, California/ Bloomberg - David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak sedikit meningkat menyusul adanya kenaikan yang kuat pada kuartal I/2024. Hal ini terjadi lantaran adanya tanda-tanda pemulihan yang baru terjadi di China, sehingga mendukung prospek permintaan. 

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (1/14/2024), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2024 menguat 0,35% atau 0,29 poin menjadi US$83,46 per barel pada pukul 14.04 WIB.  Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Juni 2024 juga menguat 0,33% atau -0,29 poin ke US$87,29 per barel.

Aktivitas industri China telah mengalami peningkatan pada Maret 2024, sehingga penurunan selama lima bulan telah terhenti. Hal ini kemudian menimbulkan harapan bahwa konsumsi negara importir minyak mentah terbesar tersebut mungkin akan membaik. 

“[Prospek minyak] didukung oleh tanda-tanda pemulihan ekonomi di China, importir terkemuka di dunia, didorong oleh kebangkitan aktivitas industri dan produksi pabrik,” terang kepala peneliti komoditas di Kotak Securities Ltd., Ravindra Rao. 

Namun, tak hanya sinyal dari China, Rao menambahkan bahwa masih adanya ketegangan geopolitik yang akan mendukung harga komoditas tersebut. 

Harga minyak mentah juga telah menguat pada 2024. Penguatan ini terjadi lantaran OPEC+ memangkas pasokannya untuk mendukung harga lebih tinggi, dan adanya dampak dari peningkatan aliran dana dari luar kartel. 

Lalu, OPEC juga diperkirakan akan menegaskan kebijakan produksi saat ini, pada pertemuan tinjauan daring yang dijadwalkan pada Rabu (3/4). Kenaikan harga minyak juga terjadi lantaran adanya serangan Ukraina terhadap infrastruktur energi Rusia, dan ketegangan di Timur Tengah yang meningkat. 

Berikutnya, Goldman Sachs dalam catatannya, mengatakan bahwa permintaan minyak yang menguat di Eropa juga membantu harga. Ia menambahkan bahwa melemahnya pertumbuhan pasokan AS dan perpanjangan pengurangan produksi OPEC+ hingga 2024 juga bersifat bullish. 

Pada bulan lalu, Goldman juga mengatakan bahwa komoditas akan menguat pada 2024, lantaran bank sentral memangkas suku bunga sehingga membantu permintaan industri dan konsumen. 

Lalu, volume perdagangan juga dimungkinkan akan tipis pada sesi pembukaan minggu ini. Hal ini karena banyaknya negara, termasuk Inggris, akan libur pada Senin paskah (1/4/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper