Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Alarm Harga Pangan hingga Napas Tambahan Pertashop

Laju inflasi Ramadan tahun ini diproyeksi akan tembus 3% pada Maret 2024 di tengah lonjakan harga pangan akibat El Nino dan kenaikan tarif tiket pesawat.
Aktivitas jual beli kebutuhan pokok di Pasar Minggu. Bisnis/Nurul Hidayat
Aktivitas jual beli kebutuhan pokok di Pasar Minggu. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA—Laju inflasi Ramadan tahun ini diproyeksi akan tembus 3% (year-on-year/YoY) pada Maret 2024 di tengah lonjakan harga pangan akibat El Nino dan kenaikan tarif tiket pesawat.

Artikel bertajuk Alarm Harga Pangan Katrol Inflasi Lebaran Sentuh 3% menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Senin (1/4/2024):

1. Alarm Harga Pangan Katrol Inflasi Lebaran Sentuh 3%

Kenaikan inflasi Ramadan tahun ini diproyeksi akan tembus 3% (year-on-year/YoY) pada Maret di tengah lonjakan harga pangan akibat El Nino dan harga tiket pesawat.

Inflasi diproyeksi lebih tinggi daripada inflasi Februari sebesar 2,75% (YoY), jelang pengumuman pada 1 April oleh Badan Pusat Statitsik (BPS). Meski demikian, inflasi diyakini masih akan tetap terkendali.

Mengacu pada konsensus ekonom Bloomberg, rata-rata proyeksi inflasi Maret 2024 pada level 2,91% (YoY), dan 0,4% (MtM). Adapun sembilan dari 25 ekonom berpendapat inflasi akan menembus 3%.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede menyampaikan tingkat inflasi tahunan sangat mungkin menembus angka 3,11% (YoY). Begitu pula dengan inflasi bulanan yang diperkirakan meningkat dari 0,37% pada Februari menjadi 0,58% pada Maret.

Peningkatan ini terutama disebabkan oleh inflasi harga bergejolak yang terkait dengan harga pangan, yang diproyeksikan naik dari 8,47% (YoY) menjadi 8,50% (YoY). 

2. Siasat Pinjol Saat Performa Industri Mulai Merugi

Industri financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending atau pinjaman online kembali merugi, penurunan performa tersebut tecermin dari beberapa indikator.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), industri pinjol membukukan rugi bersih senilai Rp135,61 miliar pada Januari 2024, pasca sepanjang tahun lalu meraup laba bersih. OJK mencatat, industri fintech P2P lending mampu mengantongi laba bersih senilai Rp4,43 triliun sepanjang Januari—Desember 2023.

Jika melihat data teranyar, industri fintech P2P lending membukukan rugi bersih Rp135,61 miliar pada Januari 2024. Kondisi jauh berbeda jika dibandingkan periode yang sama 2023 dengan laba bersih Rp50,48 miliar.

Kinerja per Januari 2024 itu dicatatkan oleh 101 penyelenggara pinjol dengan total aset mencapai Rp7,03 triliun dengan total liabilitas Rp3,43 triliun dan ekuitas Rp3,6 triliun per Januari 2024.

Penurunan kinerja industri fintech P2P lending juga terlihat dari rasio profitabilitas yang turun. OJK mencatat rasio laba terhadap total aset (return-on-assets/ROA) sebesar -1,93%. Sedangkan rasio laba bersih terhadap total ekuitas (return-on-equity/ROE) sebesar -3,76%.

3. Gerak Cepat di Proyek Stasiun Baru Jatake

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bergerak cepat melakukan peletakan batu pertama pembangunan Stasiun Baru Jatake di Tangerang, Banten, Sabtu (30/3/2024), menyusul masuknya pengembangan kawasan BSD dalam daftar Proyek Strategi Nasional (PSN).

Prosesi groundbreaking tersebut menandai dimulainya pembangunan stasiun oleh Sinarmas Land melalui PT Bumi Serpong Damai, yang berkolaborasi dengan Pembangunan Stasiun Baru Jatake.

Menteri Budi menyampaikan pentingnya peran swasta dalam pembangunan infrastruktur transportasi. Hal ini merupakan bentuk komitmen bersama yang menyinergikan kontribusi antara pemerintah, BUMN, dan swasta dalam merealisasikan pembangunan prasarana perkeretaapian Indonesia tanpa menggunakan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).

"Oleh karena itu, saya mengapresiasi kerja sama yang sangat baik antara PT KAI dan PT Bumi Serpong Damai dalam pelaksanaan pembangunan Stasiun Baru Jatake," ujar Menhub.

Menhub menyebut proyek seperti ini sebagai creative financing, di mana fungsi prasarana transportasi dikerjasamakan dengan swasta. Ia mengatakan, dibutuhkan lebih banyak lagi pembangunan seperti ini sehingga titik-titik simpul TOD dapat terintegrasi dengan kereta api.

4. Kondisi Bank Usai Restrukturisasi Kredit Covid-19 Resmi Berakhir

Berakhirnya kebijakan restrukturisasi tersebut konsisten dengan pencabutan status pandemi Covid-19 oleh Pemerintah pada Juni 2023, serta mempertimbangkan perekonomian Indonesia yang telah pulih dari dampak pandemi, termasuk kondisi sektor riil.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut restrukturisasi kredit yang diterbitkan sejak awal 2020 telah banyak dimanfaatkan oleh debitur terutama pelaku UMKM.

Adapun stimulus restrukturisasi kredit merupakan bagian dari kebijakan countercyclical dan merupakan kebijakan yang sangat penting (landmark policy) dalam menopang kinerja debitur, perbankan, dan perekonomian secara umum untuk melewati periode pandemi.

OJK juga menilai kondisi perbankan Indonesia saat ini memiliki daya tahan kuat (resilient) dalam menghadapi dinamika perekonomian dengan didukung oleh tingkat permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan manajemen risiko yang baik.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan hal tersebut juga didukung oleh pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, dengan tingkat inflasi yang terkendali dan tumbuhnya investasi.

5. Napas Tambahan Bisnis Pertashop Bisa Jual BBM Pertalite

Banyaknya bisnis Pertamina Shop (Pertashop) yang merugi hingga gulung tikar memantik pemerintah bersama PT Pertamina (Persero) untuk mengkaji ulang konsep bisnis penyaluran bahan bakar minyak nonsubsidi tersebut.

Terlebih, Pertashop dihadirkan untuk mendukung upaya Pertamina dalam melayani kebutuhan konsumen yang tidak terjangkau stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Hanya saja, Pertashop selama ini hanya menjual produk nonsubsidi, seperti BBM, LPG, dan produk Pertamina ritel lainnya.

Di sisi lain, penjual bahan bakar minyak (BBM) eceran skala rumahan atau yang dikenal dengan Pertamini bisa bebas menjual produk BBM bersubsidi, seperti Pertalite, yang dari segi harga tentunya lebih murah ketimbang Pertamax di Pertashop.

Tak heran jika banyak pengusaha penyalur BBM yang membangun Pertashop di sejumlah daerah ‘megap-megap’ karena harus menanggung kerugian dari kurang lakunya Pertamax series di tengah masyarakat.

Namun, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Patra Niaga telah membuka ruang bagi pengusaha Pertashop untuk menjual jenis bahan bakar minyak khusus penugasan, yakni Pertalite.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper