Bisnis.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan perputaran uang selama libur Lebaran 2024 mencapai Rp157,3 triliun.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang menyampaikan, proyeksi tersebut dengan melihat jumlah pemudik yang diperkirakan mencapai 193,6 juta orang dan jumlah per keluarga rata-rata empat orang sehingga jumlah pemudik setara dengan 48,4 juta keluarga.
Dengan asumsi setiap keluarga membawa uang rata-rata Rp3,25 juta, perputaran uang selama Ramadan dan Idulfitri 1445H diperkirakan mencapai Rp157,3 triliun.
“Jumlah tersebut masih berpotensi naik karena kita mengalikan angka minimal atau moderat,” kata Sarman dalam keterangan tertulis, Kamis (28/3/2024).
Lebih lanjut Sarman mengatakan, perputaran uang tersebut akan menyebar di berbagai sektor usaha, di antaranya seperti ritel, fashion, makanan dan minuman, BBM, transportasi darat, laut dan udara.
Lalu, sektor pariwisata seperti hotel, motel, villa, restoran, café, minimarket, aneka warung/toko, destinasi wisata/taman hiburan, UKM makanan khas daerah, souvenir, batik, kain khas daerah, dan aneka produk unggulan lainnya.
Baca Juga
Menurut wilayahnya, perputaran uang ini akan menyebar ke seluruh wilayah Indonesia, terutama daerah tujuan utama mudik seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Jabodetabek yang diprediksi mencapai 62% dari jumlah penduduk. Sisanya, akan menyebar di Sumatra, Kalimantan, Bali, NTB, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Papua.
Dia menilai, perputaran uang yang cukup besar tersebut dapat mendorong konsumsi rumah tangga sehingga berdampak positif terhadap perekonomian daerah.
Perputaran uang selama periode ini juga sangat signifikan mengerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I/2024 yang akan menjadi modal awal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5%.
Pendapatan asli daerah utamanya di daerah tujuan utama mudik juga ikut terdongkrak, dari pajak hotel, restoran, cafe, retribusi masuk destinasi wisata dan lainnya selama musim libur Lebaran.
Di sisi lain, pihaknya mengharapkan pemerintah daerah membantu kelancaran arus mudik dan memastikan para pengusaha di daerah tujuan tidak mematok harga tinggi yang membuat para pemudik enggan membelanjakan uangnya.
“Seperti tarif masuk ke lokasi wisata, tarif hotel/penginapan, harga makanan/minuman, dan oleh-oleh,diharapkan tidak mengalami kenaikan yang memberatkan konsumen,” ujarnya.
Kepada pelaku usaha di daerah, Sarman mengharapkan agar para pelaku usaha dapat menciptakan pelayanan yang berkesan dan menyenangkan.
“Sehingga para pemudik tidak ragu membelanjakan uangnya selama liburan,” pungkasnya.