Bisnis.com, JAKARTA - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) merilis potret perbandingan kawasan hutan di wilayah Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur yang tengah digarap menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN).
Melansir laman resmi NASA, kini wilayah hutan di Kalimantan Timur itu mengalami perubahan signifikan usai 2 tahun pembangunan IKN.
Nasa kemudian menampilkan dua potret perbandingan kondisi hutan di IKN, di mana pada 26 April 2022 tampak belum adanya proses konstruksi. Sementara pada 19 Februari 2024, pembangunan tampak telah masif dilakukan.
"Pada gambar tahun 2024, area hijau telah berubah untuk dibangun jaringan jalan yang diukir di dalam hutan," jelas NASA, dikutip Senin (25/3/2024).
Perinciannya, pada April 2022 potret IKN dari luar angkasa itu ditangkap langsung oleh Operational Land Imager-2 atau OLI-2 di Landsat 9. Adapun, gambar pada 2024 diambil oleh OLI di Landsat 8.
Baca Juga
Sejalan dengan hal itu, NASA menyebut meskipun dikembangkan sebagai kota ramah lingkungan berkonsep "Forest City", pembangunan IKN tetap memunculkan sejumlah kekhawatiran para peneliti.
Dalam laporannya itu NASA mengungkap perubahan penggunaan lahan ini dikhawatirkan dapat membahayakan hutan dan satwa liar di wilayah tersebut.
"Hamparan daratan dan perairan pantai yang sedang dikembangkan kaya akan keanekaragaman hayati dan rumah bagi hutan bakau, bekantan, dan pesut mahakam," tulis NASA.
Namun demikian, sebelumnya Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Myrna Asnawati Safitri, menegaskan bahwa pembangunan IKN tidak menyebabkan kerusakan pada hutan karena dibangun di area hutan monokultur.
Dia menuturkan, seandainya proyek IKN tidak ada, hutan tersebut juga tetap akan dilakukan penebangan setiap 6-7 tahun untuk kepentingan industri kertas. Dengan demikian, IKN dianggap tidak merusak lingkungan.
"Saat ini, lokasi pembangunan IKN merupakan hutan monokultur. Meski IKN tidak ada, tetap akan ditebang setiap 6-7 tahun untuk industri kertas. Jadi, IKN tidak menyebabkan kerusakan pada alam," ujar Myrna.