Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Anggaran Masih Sisa Rp146 Miliar, DPR Minta Program Rice Cooker Gratis Dilanjutkan

Komisi VII DPR RI meminta Kementerian ESDM untuk melanjutkan kembali program bantuan penanak nasi listrik atau rice cooker tahun ini.
GEDUNG KEMENTERIAN ESDM Bisnis/Himawan L Nugraha
GEDUNG KEMENTERIAN ESDM Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Komisi VII DPR RI meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melanjutkan kembali program bantuan penanak nasi listrik atau rice cooker tahun ini. 

Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mendorong otoritas setrum untuk memanfaatkan sisa lebih pembiayaan anggaran atau SiLPA program bantuan rice cooker pada akhir 2023 lalu untuk alokasi tahun ini. 

“Kami minta agar anggaran dapat dimunculkan kembali untuk recovery yang tidak menerima itu,” kata Mulyanto saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (25/3/2024). 

Adapun, Kementerian ESDM tidak lagi menganggarkan alokasi khusus untuk program rice cooker gratis pada tahun buku 2024. Realisasi total anggaran program Alat Memasak Listrik atau AML baru mencapai sekitar Rp176,06 miliar dari pagu awal di level Rp322,5 miliar. 

Artinya, terdapat SiLPA yang cukup lebar sekitar Rp146,44 miliar dari program yang berjalan sekitar 2 bulan pada akhir tahun lalu. 

“Saya minta agar Dirjen Gatrik memproses, agar SiLPA ini bisa digunakan untuk nomenklatur yang sama tidak pindah nomenklatur sehingga kita bisa mengobati perasaan masyarakat,” tuturnya. 

Sebelumnya, lewat data yang disampaikan Kementerian ESDM, program itu telah tersalur 342.621 unit atau 68,5% dari target 500.000 unit dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2023 per pertengahan bulan lalu.  

Adapun, rice cooker gratis itu didistribusikan ke 36 provinsi, dengan realisasi salur intensif di Jawa-Bali. Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik), realisasi distribusi AML di Jawa-Bali sudah mencapai 192.890 unit atau 56,30% dari keseluruhan alokasi yang disiapkan.   

Realisasi salur terbesar kedua berada di Pulau Sumatra sebanyak 61.040 unit atau sekitar 17,82%. Distribusi terbanyak ketiga dan keempat berada di Sulawesi sebanyak 36.648 unit dan Kalimantan mencapai 35.307 unit.  

Program bagi-bagi rice cooker itu diatur lewat Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik Bagi Rumah Tangga. 

Sebagai turunannya telah diterbitkan pula Petunjuk Teknis Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik (AML) melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 548.K/TL.04/DJL.3/2023.   

Program itu diharapkan dapat meningkatkan konsumsi listrik sekitar 140 gigawatt hours (GWh) atau setara dengan kapasitas pembangkitan 20 megawatt (MW). Program ini juga berpotensi menghemat LPG sekitar 29 juta kilogram (kg) atau setara 9,7 juta tabung 3 kg.   

Sementara itu, realisasi kontrak rata-rata pengadaaan program bantuan penanak nasi listrik atau rice cooker dengan lima pabrikan sebesar Rp375.815 per unit.  

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, terdapat efisiensi sebesar Rp99.185 per unit, dari rencana anggaran biaya (RAB) produksi sebesar Rp475.000 per unit. Alasannya, terdapat perubahan pengadaan produksi customize menjadi produk pasaran.  

“Harga merek bervariasi mulai dari Rp249.500 per unit sampai dengan Rp530.000 per unit,” kata Jisman saat rapat dengar pendapat [RDP] dengan Komisi VII, Jakarta, Senin (25/3/2024).  

Adapun, lima merek yang digandeng otoritas setrum dalam program bagi-bagi rice cooker gratis itu, di antaranya Cosmos, Miyako, Sanken, Sekai, dan Maspion. 

Pengadaan untuk Cosmos dan Miyako mengambil porsi mayoritas masing-masing 155.589 unit (45,4%) dan 103.358 unit (30,1%). Adapun, harga satuan untuk Cosmos dibanderol Rp360.500 per unit dan Miyako Rp370.075 per unit.  

Sementara itu, harga satuan untuk Sanken dipatok Rp530.000, Sekai di harga Rp249.500, dan Maspion di harga Rp369.000 per unit.  

Di sisi lain, distribusi AML dilakukan lewat PT Pos Indonesia untuk 36 provinsi, dengan penawaran ongkos kirim sebesar Rp169.200 per unit. Sementara itu, realisasi ongkos kirim rata-rata sebesar Rp133.178 per unit, terdapat penghematan sebesar Rp36.022 per unit. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper