Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membawa kabar baik terkait ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) yang bertahan di level tinggi untuk waktu yang lama.
Sri Mulyani menyapaikan saat ini ekonomi AS cukup bertahan di tengah tekanan The Fed yang masih menahan suku bunga acuan.
“Tahun-tahun sebelumnya, AS diperkirakan bisa mengalami hard landing, sekarang sudah terlihat bahwa AS cukup resilien, bahkan soft landing bisa dicapai,” ungkapnya dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (25/3/2024).
Perekonomian AS pada kuartal IV/2024 tercatat tumbuh 3,3% atau melampaui perkiraan. Hal ini akibat melandainya inflasi yang mendorong belanja konsumen sehingga mengecilkan potensi resesi.
Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut masih terus menyoroti kondisi perang yang tak kunjung membaik.
“Eskalasi bagian dunia, di Ukraina terhadap Rusia, kejadian Rusia weekend kemarin, dan bagaimana AS dan negara-negara Eropa bersitegang secara geopolitk dengan blok China maupun Rusia,” ungkapnya.
Baca Juga
Di sisi lain, Jepang juga mengalami kondisi tantangan berupa kebijakan ekonomi yang tidak mudah untuk menghindari suku bunga yang negatif.
Sementara itu, kondisi ekonomi China tetap menjadi perhatian karena perlemahan yang terjadi terutama dari arus modal asing yang selama ini menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi China. Menurutnya, isu geopolitik turut menjadi penyebab melemahnya ekonomi China.
Dari belahan Eropa, Jerman terpantau masih belum mengalami perbaikan meski Sri Mulyani melihat ada sedikit perbaikan dalam proses bisnisnya.
“Geopolitik ini akan menjadi faktor yang masih akan sangat dominan, karena geopolitk termasuk perang, tidak pakai woro-woro, begitu terjadi ya terjadi,” jelasnya.