Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ungkap Kondisi APBN 2024, Sri Mulyani Bawa Kabar Baik Ekonomi AS

Menkeu Sri Mulyani membawa kabar baik dari ekonomi Amerika Serikat (AS) saat paparkan APBN 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah melantik Komisioner dan Deputi Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk periode 2024-2029. Dok Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah melantik Komisioner dan Deputi Komisioner Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk periode 2024-2029. Dok Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membawa kabar baik terkait ekonomi Amerika Serikat (AS) di tengah suku bunga acuan Federal Reserve (The Fed) yang bertahan di level tinggi untuk waktu yang lama. 

Sri Mulyani menyapaikan saat ini ekonomi AS cukup bertahan di tengah tekanan The Fed yang masih menahan suku bunga acuan. 

“Tahun-tahun sebelumnya, AS diperkirakan bisa mengalami hard landing, sekarang sudah terlihat bahwa AS cukup resilien, bahkan soft landing bisa dicapai,” ungkapnya dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (25/3/2024). 

Perekonomian AS pada kuartal IV/2024 tercatat tumbuh 3,3% atau melampaui perkiraan. Hal ini akibat melandainya inflasi yang mendorong belanja konsumen sehingga mengecilkan potensi resesi.  

Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut masih terus menyoroti kondisi perang yang tak kunjung membaik. 

Eskalasi bagian dunia, di Ukraina terhadap Rusia, kejadian Rusia weekend kemarin, dan bagaimana AS dan negara-negara Eropa bersitegang secara geopolitk dengan blok China maupun Rusia,” ungkapnya. 

Di sisi lain, Jepang juga mengalami kondisi tantangan berupa kebijakan ekonomi yang tidak mudah untuk menghindari suku bunga yang negatif. 

Sementara itu, kondisi ekonomi China tetap menjadi perhatian karena perlemahan yang terjadi terutama dari arus modal asing yang selama ini menjadi salah satu pendukung pertumbuhan ekonomi China. Menurutnya, isu geopolitik turut menjadi penyebab melemahnya ekonomi China.  

Dari belahan Eropa, Jerman terpantau masih belum mengalami perbaikan meski Sri Mulyani melihat ada sedikit perbaikan dalam proses bisnisnya. 

“Geopolitik ini akan menjadi faktor yang masih akan sangat dominan, karena geopolitk termasuk perang, tidak pakai woro-woro, begitu terjadi ya terjadi,” jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper