Bisnis.com, JAKARTA - Properti premium berupa Penthouse yang dimiliki oleh putra miliarder Indonesia, Dato Sri Tahir, menjadi salah satu sekian banyak rumah mewah yang sulit terjual di pasar Singapura.
Mengutip Bloomberg, Jumat (22/3/2024) berdasarkan catatan properti, Apartemen St Regis dengan luas sekitar 621 meter persegi dimiliki oleh Jonathan Tahir, ketua eksekutif MYP Ltd, sebuah perusahaan investasi properti yang berbasis di Singapura.
Diketahui bahwa Jonathan adalah keturunan keluarga Tahir, konglomerat Mayapada Group yang memiliki saham di berbagai bidang, mulai dari perbankan hingga kesehatan di Indonesia.
Sebelumnya, penthouse mewah tersebut menjadi salah satu properti ‘terpanas’ di pusat kota Singapura. Namun, kini, kondominium tersebut dengan harga permintaan sebesar US$12 juta atau sekitar Rp189 miliar telah gagal menarik penawar dari manapun.
Untuk diketahui, suite lima kamar tidur di St. Regis Residences tersebut memiliki kolam renang pribadi dan pemandangan panorama 180 derajat.
Namun, properti milik Jonathan Tahir itu tidak menerima penawaran selama lelang ketiga oleh makelar atau agen Knight Frank pada Kamis (21/2). Padahal, harga Penthouse tersebut telah diturunkan 14% dari awal 2024, menjadi US$11,5 juta atau sekitar Rp181 miliar.
Baca Juga
Diketahui, Singapura mengenakan pajak sebesar 60% bagi warga negara asing yang membeli properti di negara tersebut. Hal ini bersamaan dengan tindakan keras terhadap pencucian uang. Aturan beban pajak kemudian memperlambat pembelian oleh orang-orang yang sangat kaya.
Para pengembang termasuk City Developments Ltd., yang membangun St. Regis Residences lebih dari satu dekade lalu juga mengalami penurunan saham akibat hal tersebut.
Proyek-proyek lainnya diketahui berjalan sedikit lebih baik. Contohnya, Cuscaden Reserve, sebuah proyek mewah di dekat kawasan perbelanjaan utama Orchard Road, telah memangkas harga hingga seperlima dengan hampir 70% dari 192 unit masih belum terjual.
Adapun, dalam lelang tersebut, auditorium yang sebagian besar kosong dihadiri kurang dari 20 orang. Tidak satu pun dari 16 properti yang dijual mendapat tawaran publik.
Ini juga menjadi kesempatan terakhir bagi properti untuk dijual di lelang, yang kini harus dijual secara pribadi oleh pemiliknya. Sebelum lelang, properti tersebut mendapat dua tawaran, tapi keduanya di bawah harga panduan.
Properti tersebut merupakan salah satu dari dua rumah dalam pengembangan yang ada di blok tersebut, dan yang lainnya adalah apartemen di lantai enam milik anak perusahaan MYP.