Bisnis.com, JAKARTA - Tren ritel di Indonesia terus berkembang seiring dengan perubahan perilaku konsumen yang memicu transformasi di seluruh ekosistem.
Pelaku industri yang sudah lama berkecimpung serta usaha kecil dan menengah (UMKM) sekarang menghadapi persaingan yang semakin besar dari pelaku industri baru yang bermunculan.
Dengan adanya saluran atau media baru,l ini membuka peluang segar untuk melibatkan pelanggan baik secara offline maupun online. Sementara itu, ekosistem digital yang semakin luas menciptakan potensi baru untuk kemitraan dan kolaborasi.
Percepatan digital di Indonesia sangat terlihat ditandai dengan kebiasaan belanja baru, termasuk pembelian ritel online, transaksi melalui grup chat, dan social commerce, telah mengubah interaksi pelanggan di seluruh Indonesia.
Diketahui bahwa penggunaan online di Indonesia meningkat sekitar 50% selama dua tahun terakhir, dibandingkan dengan tingkat sebelum COVID-19. Perubahan kebiasaan ini, bersama dengan adopsi luas alat digital seperti dompet digital dan aplikasi streaming, secara terbuka mengubah harapan untuk keterlibatan yang berkelanjutan.
Masa depan perdagangan sedang mengalami evolusi dengan munculnya paradigma belanja baru, seperti Shoppertainment, Social Commerce, dan Conversational Commerce melalui grup chat/WhatsApp.
Baca Juga
Ini membawa peluang luar biasa bagi industri bisnis, mengingat pentingnya media sosial di Indonesia, di mana 6 dari 10 konsumen dianggap sebagai pengguna media sosial.
Shoppertainment menarik bagi konsumen yang memahami dunia digital, dimana ini menggabungkan aspek belanja dan hiburan untuk mendapatkan pengalaman berbeda layaknya berbelanja pada umumnya.
Lain halnya dengan metode transaksional tradisional, ini adalah pendekatan yang menekankan konten, di mana brand dapat berinteraksi secara langsung dengan audiens selama perjalanan pembelian, memungkinkan mereka membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan mereka.
Dengan adopsi online yang terus meningkat, diharapkan lebih banyak peritel untuk memperkuat kemampuan data mereka untuk membangun pemahaman pelanggan yang kuat.
Program loyalitas merupakan pendorong utama untuk data pihak pertama - kedepannya kemungkinan akan berkembang bergerak melampaui mekanisme "earn and burn" dan menuju penawaran digital yang dipersonalisasi berdasarkan berbagai sumber data.
Memanfaatkan data dari program loyalitas tidak hanya memungkinkan peritel untuk meningkatkan skala upaya personalisasi, tetapi juga memungkinkan mereka untuk membangun pilar pendapatan baru melalui retail media network.
Pertumbuhan Pasar Retail Media Network
Retail media adalah bentuk iklan digital yang memungkinkan brand untuk mempromosikan produk atau layanan mereka di platform e-commerce atau toko fisik peritel. Ini melibatkan penggunaan iklan bertarget dan konten sponsor yang ditampilkan kepada pembeli saat mereka menjelajah dan melakukan pembelian.
Retail media adalah konsep yang relatif baru, tetapi dengan cepat mendapatkan popularitas karena kemampuannya untuk menyediakan peluang iklan yang sangat bertarget kepada merek dan aliran pendapatan baru kepada peritel.
Salah satu manfaat utama dari retail media adalah kemampuannya untuk menyediakan peluang iklan yang sangat terarah. Dengan memanfaatkan data dan analitik pelanggan, peritel dapat memberikan iklan dan promosi kepada pelanggan yang kemungkinan besar tertarik dengan produk mereka.
Ini berarti bahwa merek dapat menjangkau pelanggan yang sudah berada dalam pola pikir berbelanja lalu meningkatkan kecenderungan untuk membeli/berkonversi. Selain itu, retail media memungkinkan merek untuk mengukur efektivitas kampanye iklan mereka secara real-time, memungkinkan mereka untuk mengoptimalkan strategi mereka untuk hasil yang lebih baik.
Bagi peritel, retail media menjadi peluang pendapatan baru yang dapat membantu mengimbangi biaya menjalankan platform e-commerce atau toko fisik.
Retail media juga memungkinkan peritel untuk memberikan pengalaman belanja yang lebih baik kepada pelanggan mereka dengan menampilkan iklan bertarget dan konten sponsor yang relevan dengan minat mereka.
Secara global, operator ritel seperti Walmart telah berhasil di bidang ini. Di Indonesia, retail media network masih dalam tahap awal dengan contoh perusahaan utamanya terutama berasal dari perusahaan teknologi konsumen seperti Lazada, Shopee, dan Grab dan lainnya.
Retail media network muncul sebagai pemain kunci baru dalam industri periklanan, menawarkan peluang tak terbatas bagi pengiklan untuk terhubung dengan konsumen secara terarah dan personal.
Dengan merangkul kekuatan retail media, brand dapat menavigasi lanskap digital yang terus berkembang, membentuk hubungan yang bermakna dengan audiens mereka, dan mendorong pertumbuhan bisnis dalam pasar yang dinamis dan kompetitif.
Dengan memanfaatkan data pihak pertama untuk terhubung dengan brand di lingkungan yang relevan dan menghubungkan penayangan iklan tersebut dengan penjualan aktual melalui atribusi lingkaran tertutup (closed-loop attribution), peritel dapat memberikan Return on Advertising Spend (ROAS) kepada brand.
Para peritel sebaiknya terus memprioritaskan kepentingan terbaik pelanggan. Melakukan investasi dalam platform media retail yang mampu mengintegrasikan berbagai teknologi dan memanfaatkan data untuk memahami pelanggan sebagai individu, serta memberikan konten dan penawaran yang relevan dan menarik, tentu akan meningkatkan pengalaman berbelanja pelanggan sehingga brand dapat memperoleh loyalitas, kepuasan, dan keterlibatan pelanggan.
