Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Berjibaku Turunkan Harga Beras hingga Pesat Teknologi Iklan

Berbagai cara dilakukan pemerintah dalam menurunkan harga beras, sementara harga bahan pokok (bapok) rerata nasional pada Rabu (20/3/2024) mengalami kenaikan.
Presiden Jokowi saat meninjau ketersediaan stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/2/2024) - Dok. BPMI Setpres
Presiden Jokowi saat meninjau ketersediaan stok beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/2/2024) - Dok. BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA— Berbagai cara dilakukan pemerintah dalam menurunkan harga beras, sementara harga bahan pokok (bapok) rerata nasional pada Rabu (20/3/2024) mengalami kenaikan.

Artikel bertajuk Berjibaku Menurunkan Harga Beras menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Kamis (21/3/2024):

1. Berjibaku Menurunkan Harga Beras

Berbagai cara dilakukan pemerintah dalam menurunkan harga beras, sementara harga bahan pokok (bapok) rerata nasional pada Rabu (20/3/2024) mengalami kenaikan.

Berdasarkan pantauan di laman resmi panel harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras premium sagnan di level Rp16.540 per kilogram, sedangkan harga beras medium naik Rp200 per kilogram menjadi Rp14.520 per kilogram.

Presiden Joko Widodo menargetkan harga beras medium dapat turun pada bulan depan.

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan harga eceran tertinggi (HET) beras berdasarkan pembagian wilayah, yakni zona 1 untuk Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, dan Sulawesi. Zona 2 untuk Sumatera selain Lampung, Sumatera Selatan, NTT, dan Kalimantan. Zona 3 untuk Maluku dan Papua.

Adapun HET beras medium zona 1 Rp10.900, sedangkan beras premium Rp13.900. Untuk zona 2, HET beras medium Rp11.500, sedangkan premium Rp14.400. Di zona 3, HET beras medium Rp11.800, sedangkan premium Rp14.800 per kilogram.

2. Suku Bunga Tetap Kendati Rupiah Keok

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur Maret (RDG) 2024.

"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 19 dan 20 Maret 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%," Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil RDG Bulanan Bulan Maret 2024 di Jakarta, Rabu (20/3/2024).

Menurut Perry, keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% itu konsisten dengan fokus kebijakan moneter pro-stability, yaitu untuk menjaga stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.

Sebelumnya, konsensus ekonomi yang dihimpun Bloomberg juga memperkirakan suku bunga acuan atau BI rate kembali bertahan pada level 6%.

Sebagaimana diketahui, BI sebelumnya telah mempertahankan suku bunga acuan selama 4 bulan sejak dinaikkan terakhir pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin.

3. Gusar Industri Akibat Marak Jastip

Sejumlah industri dibuat gusar oleh jasa titip (jastip) barang dari luar negeri yang marak belakangan ini. Meski, kerugian jauh lebih besar akibat masuknya barang secara ilegal itu ada di jalur lain.

Barang yang marak dibeli dengan jastip cukup beragam, mulai dari garmen, sepatu dan produk alas kaki, tas dan aksesoris, kosmetik, ponsel dan produk elektronik lainnya, hingga mainan.

Ketua Umum Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mengatakan praktik jastip barang impor telah merugikan peritel dan negara.

"Sebab, barang-barang impor yang dibeli melalui jastip tidak membayar pajak masuk ke Indonesia," kata ujar Budihardjo dalam konferensi pers, Selasa (19/3/2024).

Ia berharap, Bea Cukai bisa tetap menjalankan fungsinya menangani jastip yang belakangan ini marak. Sesuai ketentuan PMK Nomor 203/PMK.04/2017, barang bawaan penumpang bebas bea masuk apabila tidak melebihi US$500.

Bea masuk akan dikenakan atas kelebihan nilai barang sebesar 10%, pajak pertambahan nilai (PPN) 11%, dan pajak penghasilan (PPh) 7,6%-20% sesuai dengan jenis barang.

4. Hijaukan Pabrik, Easterntex Alihkan Sumber Listrik

PT Easterntex, pabrik tekstil di Surabaya, mengalihkan penggunaan listrik dari pembangkit sendiri ke pasokan PLN sebesar 15 Megawatt (MW) demi mengefisiensikan biaya operasional sekaligus mendukung penggunaan energi bersih.

Production Director PT Easterntex Yoshiaki Kataoka mengatakan, kerja sama dengan PLN dalam penggunaan sumber listrik pabrik adalah upaya perusahaan mendukung percepatan program Net Zero Emmision 2060.

“Alasan utama kerja sama ini adalah untuk mengurangi emisi dan permasalahan lingkungan. Saya mendoakan seluruh perusahaan turut berkontribusi dalam perkembangan negara Indonesia,” ujar Kataoka seperti dilansir dalam siaran pers PLN, Senin (17/3/2023).

Dengan langkah strategis ini, PT Easterntex memberikan contoh bagi perusahaan manufaktur lainnya untuk mengambil tindakan yang serupa demi mendukung keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan efisiensi operasional.

5. Pesatnya Inovasi Periklanan di Tengah Era Digital

Seiring dengan berkembangnya lanskap periklanan di era digital, Alternative Media Group (AMG) bertransformasi dan berinovasi teknologi dalam periklanan OOH (out-of-home) atau luar griya dengan menghadirkan dynamic OOH atau konten dinamis media luar griya.

CEO AMG Davy Makimian mengatakan bahwa dengan kecanggihan teknologi, pengiklan dapat menyesuaikan konten berdasarkan sejumlah faktor, seperti waktu, kondisi cuaca, lokasi, dan bahkan profil demografis orang yang lewat.

Dia mencontohkan iklan salah satu platform dagang-el yang tampil beberapa waktu lalu di layar OOH Gedung Sarinah, Jakarta, di mana dihadirkan konten dinamis dengan merespon kondisi cuaca secara real-time guna meningkatkan relevansi dengan audience-nya.

“Pada dynamic OOH, materi iklan yang cerdas memanfaatkan data eksternal tersedia yang berfungsi sebagai pemicu munculnya konten iklan dengan pesan yang sesuai dengan konteks kondisi saat itu,” ujarnya, Rabu (20/3/2024).

Kemampuan dinamis yang tidak bisa didapat dari beriklan melalui kanal lain seperti TV dan radio sekalipun diyakini dapat meningkatkan relevansi iklan terhadap target pasarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper