Bisnis.com, MEMPAWAH - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan penyelesaian dua smelter tembaga dan satu smelter bauksit sebelum menyelesaikan tugasnya sebagai kepala negara.
Usai meninjau progres pengerjaan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah di Kalimantan Barat, Jokowi menargetkan setidaknya tiga smelter akan selesai konstruksi pada kuartal II/2024.
“Nanti bauksit selesai Juni [2024], [kemudian smelter] tembaga selesai di Mei [2024], baik di Gresik maupun Sumbawa, semuanya selesai,” katanya kepada awak media di area SGAR Mempawah, Rabu (20/3/2024).
Pabrik pemurnian bijih bauksit yang dimaksud Jokowi adalah SGAR Mempawah. Proyek dikelola oleh PT Borneo Alumina Indonesia (PT BAI) yang sahamnya mayoritas dimiliki PT Inalum sebanyak 60% dan sisanya PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) dengan kepemilikan 40%.
Proyek strategis nasional fase 1 senilai US$900,7 juta atau sekitar Rp14,15 triliun (asumsi kurs Rp15.712 per US$) itu telah mencatatkan progres 85,6%. Meski konstruksinya dibidik selesai pada Juni, pengoperasian penuh SGAR baru dimulai pada awal 2025.
Sementara itu, dua proyek smelter tembaga yang disinggung Presiden adalah milik PT Freeport Indonesia (PTFI) di JIIPE, Manyar, Gresik, Jawa Timur. Kemudian, smelter milik tembaga milik PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Baca Juga
Fasilitas smelter tembaga dan pemurnian logam mulia milik Amman telah mencapai progres 76,1% hingga kuartal IV/2023, sedangkan smelter milik Freeport Indonesia telah mencapai 90% pengerjaan.
Adapun, Smelter Grade Alumina Mempawah akan mampu memproduksi 1 juta ton alumina dengan serapan 3,3 juta ton bijih bauksit per tahun.
Sementara itu, smelter baru Freeport senilai US$3 miliar nantinya memiliki kapasitas input 1,7 juta ton konsentrat tembaga dan produksi 600.000 ton katoda tembaga. Selain itu, smelter Amman bakal memiliki kapasitas input 900.000 kilo ton per tahun dengan menghasilkan 222 kiloton ton katoda tembaga, dan 830 kiloton asam sulfat.
Jokowi menyebutkan bahwa seluruh proyek smelter komoditas tambang termasuk hasil pemurnian nikel bakal berkontribusi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV).
“Body-nya mungkin dari aluminium. EV baterainya dari nikel. Yang tembaga untuk komponen lain [seperti] kabel dan lainnha. Jadi satu terintegrasi, itu yang kita harapkan,” katanya.