Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Author

Egiya Riahta

Analis di Bank Indonesia

Lihat artikel saya lainnya

OPINI: Penghiliran Beras Sehat Nasional

Indonesia sebagai negara yang diberkahi dengan keanekaragaman sumber daya alam, selalu menjadi yang terdepan dalam hal produktivitas pertanian.
OPINI: Penghiliran Beras Sehat Nasional. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
OPINI: Penghiliran Beras Sehat Nasional. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah dinamika geo ekonomi dan geopolitik, banyak negara yang berupaya memperkuat ketahanan ekonomi dan mendiversifikasi sumber penerimaan.

Indonesia sebagai negara yang diberkahi dengan keanekaragaman sumber daya alam, selalu menjadi yang terdepan dalam hal produktivitas pertanian. Salah satu kekayaannya adalah tanaman porang, yang permintaannya terus meningkat karena potensinya di berbagai industri.

Tanaman porang secara tradisional telah digunakan dalam masakan dan obat-obatan lokal. Estimasi total luasan lahan di Indonesia yang dapat ditanami porang sekitar 47.641 hektare. Dengan kapasitas produksi lahan sebesar 15 ton per hektare, estimasi total produksi porang dapat mencapai kurang lebih 714.000 ton dalam 1 tahun.

Posisi geoekonomi Indonesia sebagai simpul penting dalam rantai pasokan global, ditambah dengan pentingnya geopolitik di Asia Tenggara, memperkuat perlunya stance fiskal yang seimbang. Seiring dengan pergeseran perekonomian global, terdapat beberapa implikasi geoekonomi dan geopolitik yang berdampak pada perekonomian domestik.

Bagi negara-negara seperti Indonesia, yang berada di persimpangan pengaruh geoekonomi dan geopolitik, keselarasan antara kebijakan dan keberlanjutan fiskal adalah hal yang terpenting. Penghiliran beras porang memberikan peluang yang menjanjikan bagi Indonesia untuk mendiversifikasi portofolio perekonomiannya, meningkatkan produktivitas dalam negeri, dan mendorong pembangunan.

Penghiliran beras porang di Indonesia menunjukkan titik temu antara kebijakan geoekonomi, geopolitik, dan makroekonomi. Upaya penghiliran umbi porang menjadi beras porang sudah menjadi prioritas yang didorong Badan Pangan Nasional (Bapanas). Hal tersebut sebagai upaya agar tanaman porang dapat memberikan nilai tambah dan harganya tidak terus anjlok di pasaran meskipun merupakan produk yang banyak diminati di luar negeri.

Meski mempunyai potensi, industri beras porang, menghadapi banyak tantangan. Persoalan utama terletak pada belum adanya fasilitas yang memadai untuk mengo-lah tanaman porang menjadi beras berkualitas tinggi atau produk bernilai tambah lain-nya.Kuncinya tak lain dan tak bukan adalah pembiayaan permodalan yang cukup.

Sebagai pembuka kunci, diperlukan upaya bersama dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk otoritas fiskal dan moneter. Dari sisi fiskal, Pemerintah dapat menggunakan instru-men perpajakan dan belanja publik untuk mendorong industri bertumbuh. Sebagai contoh, insentif atau subsidi untuk unit pengolahan beras porang dapat mendorong industri ini maju.

Dari sisi moneter, Bank Indonesia dapat memainkan peran penting dalam mem-bentuk masa depan sektor beras porang yang menjan-jikan ini dengan kebijakan yang akomodatif.Selama 2023, Bank Indonesia terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sejalan dengan arah bauran kebijakan ter-sebut, BI mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% untuk penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah. Mata uang yang stabil sangat penting untuk menarik investasi asing langsung dan memberikan predikta-bilitas bagi bisnis domestik, terutama ketika berhadapan dengan mitra internasional.

Volatilitas nilai tukar dapat menimbulkan biaya atau kerugian yang tidak terduga ketika bertransaksi internasi-onal, terutama jika industri beras porang mulai mela-kukan ekspor dalam skala besar.Tidak hanya menjaga jangkar nilai tukar, Bank Indonesia terus memperkuat stimulus kebijakan makro-prudensial untuk mendorong pembiayaan perbankan.

Salah satunya dengan imple-mentasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) untuk mendorong pembiayaan perbankan kepa-da sektor-sektor prioritas yang memiliki daya ungkit besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Implementasi KLM telah memberikan tambahan li-kuiditas ke sektor keuangan sebesar Rp165 triliun per posisi Desember 2023, atau meningkat sebesar Rp56 trili-un sejak penerapan KLM per-tama kali di 1 Oktober 2023.

Kendati sudah didorong dari sisi pembiayaan, industri yang bergantung pada hasil pertanian relatif lebih rentan terhadap berbagai risiko. Bagi industri beras porang, risikonya bisa berupa gangguan iklim yang mempengaruhi hasil panen hingga fluktuasi harga global yang berdampak pada pendapatan.

Oleh karena itu, industri ini memerlukan solusi manajemen risiko yang kuat. Dengan memperkenalkan alat lindung nilai risiko yang khusus untuk industri ini, perbankan dapat menawarkan cara bagi dunia usaha untuk memitigasi risiko ini. Pekerjaan rumah yang belum selesai membawa kesimpulan bahwa pertum-buhan sektoral memerlukan penguatan ekosistem secara keseluruhan.

Dialog rutin antara otoritas dan pemangku kepentingan industri dapat memastikan keselarasan strategi dan tujuan. Upaya advokasi men-jadi tonggak utama dalam mempromosikan pentingnya industri beras porang pada diskusi perekonomian nasional, sehingga memastikan industri tersebut mendapat perhatian dan dukungan yang diperlukan


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Egiya Riahta
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper