Bisnis.com, JAKARTA - Penyelidikan terhadap meninggalnya mantan pegawai Boeing, John Barnett, yang telah mengungkapkan kekhawatiran mengenai masalah produksi perusahaan, menyatakan bahwa korban diduga bunuh diri.
Barnett diinformasikan meninggal karena luka tembak yang dilakukan sendiri. Hal ini dikonfirmasi oleh tim olah TKP Charleston County di Carolina Selatan pada Selasa (12/3/2024). Polisi Charleston City juga sedang melakukan penyelidikan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Menurut pernyataan dari pengacaranya, Robert Turkewitz dan Brian Knowles, Barnett juga tengah deposisi dalam kasus tuntutan balik yang sedang berlangsung terhadap Boeing.
"Dia berada dalam semangat yang sangat baik dan sangat menantikan untuk melupakan fase hidupnya ini dan melanjutkan hidupnya. Kami tidak melihat adanya indikasi dia akan bunuh diri. Tidak ada yang bisa mempercayainya," jelas kedua pengacaranya, dikutip dari Reuters, Rabu (13/3).
Barnett, yang berusia 62 tahun, telah bekerja di Boeing selama 32 tahun. Barnett adalah seorang manajer kualitas di Boeing.
Ia meninggalkan perusahaan pada 2017 dan aktif dalam memperjuangkan isu-isu terkait produksi perusahaan. Menurut pengacaranya, Barnett telah mengungkapkan masalah keselamatan yang serius terkait dengan Boeing 787 Dreamliner.
Baca Juga
Namun dibalik itu, Barnett mendapatkan tindakan balasan dan menghadapi lingkungan kerja yang tidak bersahabat.
Mantan perusahaannya, Boeing, dalam pernyataannya menuturkan kesedihannya atas meninggalnya Barnett, dan duka tertuju pada keluarga dan teman-temannya.
Barnett mulai berbicara kepada media setelah insiden pesawat Boeing 737 MAX 9 pada 5 Januari 2024, di mana pintu keluar darurat terlepas saat pesawat baru saja lepas landas, sehingga memaksa pesawat melakukan pendaratan darurat.
Sejak kejadian tersebut, Boeing menghadapi krisis besar mengenai standar keselamatan dan kualitasnya. Produksinya dibatasi oleh regulator AS, sehingga menyebabkan penundaan pengiriman di industri kedirgantaraan.