Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Google, Visa, hingga Microsoft akan Investasi Rp15 Triliun di Filipina

Perusahaan-perusahaan AS akan berinvestasi lebih dari US$1 miliar atau Rp15 triliun di Filipina.
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dalam sidang Komite Alokasi Senat di Washington, DC, AS, Selasa (16/5/2023)./Bloomberg
Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dalam sidang Komite Alokasi Senat di Washington, DC, AS, Selasa (16/5/2023)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan-perusahaan dari Amerika Serikat (AS) akan mengumumkan investasi lebih dari US$1 miliar atau lebih dari Rp15 triliun di Filipina

Hal ini diungkapkan oleh Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo dalam kunjungan resmi ke Manila, Filipina pada Senin (11/3/2024). Ia memimpin misi perdagangan dan investasi selama dua hari, yang merupakan misi pertama di Filipina.

Diketahui bahwa para delegasi mencakup para eksekutif dari 22 perusahaan, termasuk United Airlines, Alphabet (Google), Visa, KKR Asia Pacific dan Microsoft.  

Investasi ini nantinya mencakup pada bidang-bidang seperti energi surya, kendaraan listrik dan digitalisasi. Diketahui pada minggu lalu, United mengatakan akan meluncurkan penerbangan baru dari Tokyo-Narita ke Cebu, Filipina mulai 31 Juli 2024.

Upaya AS untuk memperdalam hubungan ekonomi dengan Filipina sejalan dengan peningkatan kerja sama pertahanan. Presiden AS Joe Biden dan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr berkeinginan untuk menahan tindakan agresif China di Laut China Selatan dan dekat Taiwan.

Kemudian, dalam pengarahan bersama pejabat Filipina setelah pertemuan dengan Macros di istana kepresidenan, Raimondo menuturkan komitmen AS untuk memperluas perdagangan dan investasi di Filipina meluas ke kawasan Indo-Pasifik.

Ia juga kembali menegaskan bahwa AS tidak memiliki niat untuk memisahkan diri dari China, namun tidak diizinkan untuk mengakses teknologi canggih dari Paman Sam.

"Tugas saya adalah melindungi rakyat Amerika dan memastikan bahwa teknologi kami yang paling canggih, termasuk teknologi semikonduktor, teknologi kecerdasan buatan yang kami miliki dan tidak dimiliki oleh China, tidak dapat diakses oleh China dan digunakan oleh militer China," jelasnya, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (12/3/2024).

Diketahui bahwa Filipina memiliki perjanjian pertahanan dengan AS yang telah berusia 73 tahun. Hal ini menjadikan sekutu perjanjian tertua AS di kawasan Asia-Pasifik. 

Nantinya setelah berkunjung ke Filipina, Gina akan mengunjungi Thailand untuk pertemuan selama dua hari. Ia akan memimpin anggota Dewan Ekspor Presiden AS untuk mengidentifikasi peluang bagi kedua negara untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang seperti manufaktur dan ketahanan rantai pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper