Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Selidiki Produk Matras RI Soal Antisubsidi, Kemendag Kooperatif

Kemendag bersikap kooperatif terhadap penyelidikan antisubsidi yang dilakukan AS terhadap produk matras RI.
Gedung Kementerian Perdagangan./Setkab
Gedung Kementerian Perdagangan./Setkab

Bisnis.com, JAKARTA - Verifikasi penyelidikan antisubsidi oleh Otoritas Amerika Serikat (United States Department of Commerce/USDOC) terhadap produk matras asal Indonesia telah digelar Kementerian Perdagangan. Ada potensi Indonesia bakal menang?

Direktur Pengamanan, Perdagangan, Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Natan Kambuno, mengatakan dengan bersikap kooperatif, peluang Indonesia mempertahankan dan meningkatkan kinerja ekspor matras ke AS makin terbuka.

Adapun verifikasi menjadi salah satu tahapan penting dalam proses penyelidikan trade remedies. Menurut Natan, selama proses verifikasi, pihak Otoritas meminta penjelasan dan klarifikasi lebih mendalam atas data dan informasi yang telah disampaikan Pemerintah Indonesia dalam kuesioner.

"Hasil verifikasi dimaksud akan menjadi salah satu faktor penentu untuk hasil akhir penyelidikan antisubsidi ini," ujar Natan dalam keterangannya, Selasa (27/2/2024).

Sejak USDOC mulai penyelidikan antisubsidi produk matras Indonesia pada 17 Agustus 2023, Natan mengeklaim Pemerintah Indonesia selalu bersikap kooperatif dengan menyampaikan tanggapan atas kuesioner awal serta kuesioner tambahan yang disampaikan pihak Otoritas.

Adapun dalam kuesioner tersebut, kata Natan, USDOC meminta penjelasan atas beberapa program kebijakan Pemerintah Indonesia yang dianggap memberikan subsidi terhadap industri matras Indonesia.

Dia menyebut, hasil penyelidikan sementara (preliminary determination) tersebut telah diterbitkan pada 26 Desember 2023. Dia menjelaskan, dari hasil penyelidikan sementara, pihak otoritas AS menemukan jumlah subsidi yang diterima eksportir matras Indonesia tercatat kurang dari 1% ad valorema tau de minimis.

Merujuk ketentuan WTO, penyelidikan antisubsidi harus dihentikan apabila pihak Otoritas menemukan jumlah subsidi kurang dari 1 persen ad valorem.

“Hasil penyelidikan sejauh ini cukup positif bagi Indonesia. Kami berharap, hasil positif ini dapat terus berlanjut hingga penyelidikan akhir sehingga matras Indonesia dapat terus diekspor ke Amerika Serikat tanpa penerapan bea masuk tambahan,” jelas Natan.

Adapun dalam tahap verifikasi hasil penyelidikan antisubsidi produk matras asal Indonesia itu melibatkan kementerian dan lembaga terkait yaitu Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor, serta para kuasa hukum.

Data yang dihimpun Kemendag selama lima tahun terakhir sejak 2019-2023, ekspor matras Indonesia ke Amerika Serikat dengan kode HS 940421 dan 940429 mengalami kenaikan dengan tren sebesar 11,17% dan mencapai rekor tertinggi dengan nilai US$365,52 juta pada 2021. Namun, pada 2023 kinerja tersebut turun menjadi US$303,77 juta atau turun 8,93% dari 2022 yang tercatat sebesar US$333,56 juta.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper