Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro melihat masuknya Jepang ke dalam jurang resesi bukan hanya memberikan dampak negatif bagi perdagangan Indonesia, namun juga memunculkan peluang terhadap peningkatan investasi.
Asmo, sapaannya, menyampaikan tantangan yang terjadi adalah perlambatan ekonomi dari Jepang akan menekan kinerja ekspor RI ke Negeri Matahari Terbit tersebut.
“Kita [Indonesia] perlu meningkatkan kapasitas untuk ekspor ke negara Asean lainnya, harus memanfaatkan Free Trade Agreement di negara intra Asean,” ujarnya di Gedung Plaza Mandiri, Rabu (21/2/2024).
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), Jepang berada di posisi ketiga dari lima teratas negara tujuan ekspor pada 2023.
Tercatat, nilai ekspor barang ke Jepang pada periode tersebut mencapai US$20,79 miliar dan berkontribusi sebesar 8,03% terhadap total ekspor. Meski demikian, kinerja ekspor ini anjlok 16,35% sepanjang 2023.
Asmo berpandangan pelemahan ekonomi Jepang bukanlah suatu hal yang mengejutkan karena telah menunjukkan tanda-tanda tersebut sejak tahun lalu.
Baca Juga
Terlebih, 2024 merupakan merupakan tahun super election, di mana lebih dari 60 negara melakukan pemilihan presiden dan berpotensi mengubah situasi geopolitik.
Di sisi lain, Asmo juga melihat bahwa dari ekonomi Jepang yang melemah, investor akan mencari lokasi investasi yang lebih menguntungkan.
“Katakanlah investasi di Jepang cuma kasih return 3%, di Indonesia kasih 5%-6%, mereka akan meningkatkan investasi ke negara-negara di Asean terutama Indonesia karena memberikan return lebih baik,” jelasnya.
Sebelumnya pun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kondisi ekonomi Jepang akan sedikit banyak memberikan dampak positif bagi ekonomi Tanah Air.
Sebaliknya, resesi di Inggris justru tidak memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, mengingat porsi perdagangan antara kedua negara yang tidak terlalu besar.
Megacu data Kantor Kabinet Jepang pada Kamis (15/2/2024), produk domestik bruto (PDB) secara tahunan mengalami kontraksi sebesar 0,4% pada kuartal IV/2023.
Bukan hanya Jepang, Inggris juga mengalami resesi pada paruh kedua 2023, di mana PDB kuartal IV/2023 anjlok 0,3% dari kuartal sebelumnya yang juga telah minus 0,1%.