Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan harga komoditas nikel hingga batu bara di pasar internasional secara umum mengalami penurunan pada Januari 2024, dibanding Desember 2023. Kondisi ini berdampak kepada kinerja neraca perdagangan Indonesia.
“Harga komoditas logam dan mineral mengalami penurunan baik secara bulanan maupun tahunan,” ungkap Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam Rilis BPS, Kamis (15/2/2024).
Dalam paparan yang disampaikan Amalia, harga komoditas logam dan mineral pada Januari turun sebesar 0,34% secara bulanan, sedangkan secara tahunan anjlok sebesar 10,51%. Komoditas lain yang turut mengalami penurunan yakni pertanian yang tercatat turun sebesar 0,72% (month-to-month/mtm) dan turun sebesar 3,60% (year-on-year/yoy).
Selanjutnya, harga komoditas energi merosot sebesar 15,19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kendati begitu, secara bulanan harga energi naik tipis sebesar 1,57%.
Berbeda dengan harga komoditas energi, harga logam mulia secara tahunan terkerek naik sebesar 5,32%. Meski secara bulanan justru turun tipis sebesar 0,28%.
Amalia pada kesempatan ini juga mengungkapkan sejumlah peristiwa yang turut berpengaruh terhadap kinerja neraca dagang Indonesia. Selain menurunnya harga komoditas di pasar internasional, pertumbuhan volume perdagangan global diperkirakan mengalami perlambatan sepanjang sepanjang 2024.
Baca Juga
“Perkembangan pertumbuhan volume barang global melambat menjadi 0,58% sementara perkembangan pertumbuhan nilai perdagangan barang global pada kisaran 2%,” ungkapnya.
Kemudian, PMI manufaktur pada negara mitra dagang utama seperti India dan China dilaporkan berada pada zona ekspansif dan inflasi tahunan pada Januari 2024 di beberapa mitra dagang utama relatif terkendali.
“Ini menunjukkan daya beli masyarakat di negara tersebut relatif terjaga,” ujarnya.
Neraca Perdagangan Januari 2024 Melambat
Dalam paparan yang sama disebutkan ekspor Indonesia pada Januari 2024 mencapai US$20,52 miliar. Sementara impor US$ 18,51 miliar atau naik 0,36%.
Kondisi ini membuat neraca perdagangan Indonesia Januari 2024 surplus US$ 2,01 miliar.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar mengungkapkan penurunan nilai perdagangan disebabkan melambatnya ekspor migas senilai US$1,39 miliar atau -5,49% (mtm).
Sementara nilai ekspor nonmigas turun lebih dalam hingga -8,54% dengan penurunan nilai mencapai US$19,13 miliar dari capaian Desember 2023.
“Penurunan nilai ekspor Januari didorong oleh penurunan ekspor nonmigas terutama pada kelompok bahan bakar mineral HS 27 dengan andil penurunan 3,85%,” ungkapnya dalam Rilis Berita Resmi Statistik, Kamis (15/2/2024).
Amalia menjelaskan, selain dari komoditas HS 27, penurunan ekspor juga didorong oleh kinerja bijih logam, terak, dan abu (HS26) dengan andil penurunan sebesar 2,21% (mtm). Komoditas HS 71, yakni logam mulia dan perhiasan permata memberikan andil penurunan sebesaar 1,49%.
Adapun, penurunan yang terjadi juga secara tahunan atau year-on-year (yoy), sebesar 8,06%.