Bisnis.com, JAKARTA - Media asing menyoroti langkah Prabowo Subianto yang diprediksi akan melanjutkan kebijakan larangan nikel ala Joko Widodo (Jokowi) jika nantinya resmi menjadi Presiden Indonesia.
Informasi tersebut bersumber dari seorang pemimpin industri yang ditulis oleh media The Australian Financial Review yang dipublikasikan pada Kamis (15/2/2024.
Media tersebut mencantumkan tanggapan dari kepala eksekutif Nickel Industries yang terdaftar di ASX, Justin Werner. Dalam liputan tersebut, Justin yang memperkirakan bahwa Prabowo akan menepati janjinya untuk menggandakan kebijakan hilirisasi yang diperjuangkan oleh Presiden Jokowi.
Lanjutnya, Justin juga mencatat bahwa pemerintah telah menyesuaikan fokus investasi akibat jatuhnya harga nikel dan dampak lingkungan dari produksi nikel pig iron di tambang-tambang di Indonesia.
“Mereka ingin memposisikan diri sebagai produsen nikel kelas satu yang bersih dan itu hanya bisa dilakukan melalui pencucian asam bertekanan tinggi. Jadi itulah fokusnya sekarang,” jelas Werner dikutip dari The Australian Financial Review.
Ia juga mengatakan bahwa Indonesia siap untuk beralih ke tahap kebijakan berikutnya. Justin berharap adanya kesinambungan di bawah kepemimpinan Prabowo.
Baca Juga
“Mereka mengikuti model China. Pergi dan lakukan dengan cepat lalu kembali lagi untuk putaran kedua dan menjadi sedikit lebih baik,” terang Werner.
Pasalnya, Prabowo dalam kampanyenya mengatakan bahwa kegigihan diperlukan untuk menggunakan sumber daya alam Indonesia untuk memajukan kesejahteraan nasional.
Prabowo mengatakan bahwa hilirisasi yang dilakukan, seperti produk nikel akan terus berlanjut dan dilengkapi dengan hilirisasi bauksit, tembaga, timah, produk agro dan produk maritim.
Adapun, Financial Review juga menyebutkan mengenai Prabowo yang memiliki masa lalu militer yang kontroversial.
Melonjaknya saham-saham Indonesia pada hari ini, Kamis (15/2) juga menjadi sorotan, dengan menuturkan bahwa para pedagang bertaruh pada konsistensi kebijakan di bawah pemerintahan Prabowo.