Ramalan Ekonom
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 akan tercatat sebesar 5,04%, melambat dari tahun 2022 sebesar 5,31%.
Pertumbuhan ekonomi pada 2023 ini kata Josua akan ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang diperkirakan tumbuh sebesar 4,99% dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 4,94%.
“Kinerja net ekspor pada full year 2023 cenderung menurun sejalan dengan perlambatan ekonomi global dan normalisasi harga komoditas ekspor,” katanya kepada Bisnis, pekan lalu.
Lebih lanjut, Josua memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2023 akan mencapai 5,02% secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari kuartal III/2023 yang sebesar 4,94% yoy.
Dari sisi pengeluaran, Josua menjelaskan, konsumsi rumah tangga dan investasi masih memiliki kontribusi terbesar dibandingkan komponen lainnya pada kuartal IV/2023.
“Konsumsi rumah tangga pada kuartal IV/2023 diperkirakan berkisar 5,12% yoy dari kuartal sebelumnya 5,06% yoy. Selain karena faktor low base pada kuartal IV/2022, konsumsi masyarakat cenderung tetap solid,” jelasnya.
Baca Juga
PMTB pada kuartal IV/2023 diperkirakan tumbuh 7,07% yoy dari kuartal sebelumnya 5,77% yoy. Josua mengatakan, peningkatan laju investasi ini didorong oleh investasi bangunan yang terindikasi dari penjualan semen sepanjang kuartal IV/2023 tercatat tumbuh 15,3% yoy.
Di sisi lain, investasi nonbangunan diperkirakan cenderung melambat, yang terindikasi oleh penjualan alat berat pada kuartal IV/2023 yang terkontraksi -36,9% yoy yang dipengaruhi oleh penurunan harga komoditas terutama batubara di tengah perlambatan ekonomi global.
Kemudian, belanja pemerintah pada kuartal IV/2023 diperkirakan tumbuh 2,03% yoy. Peningkatan ini terindikasi dari peningkatan penyerapan belanja modal pada kuartal IV/2023 yang tumbuh 34,4% yoy Belanja barang juga meningkat 11,1% yoy, serta belanja bansos pada periode yang sama tumbuh 15,4% yoy.
Sementara itu, ekspor dan impor kata Josua berpotensi kembali mengalami kontraksi pada, yang mencerminkan meningkatnya kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi global.
“Situasi ini telah menyebabkan penurunan volume perdagangan global dan penyempitan surplus perdagangan Indonesia. Laju ekspor dan impor pada kuartal IV/2023 diperkirakan berkisar masing-masing -1,25% yoy dan 0,65% yoy,” jelas dia.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky memperkirakan ekonomi pada 2023 akan tumbuh pada kisaran 5,04% hingga 5,05%, di mana pada kuartal IV/2023 diperkirakan tumbuh 5,02%-5,06%.
“Kami memperkirakan PDB akan tumbuh sebesar 5,04% yoy pada Kuartal IV/2023 [proyeksi berkisar antara 5,02% hingga 5,06%], kembali ke pertumbuhan di kisaran 5% didorong oleh musim liburan akhir tahun, membuat estimasi untuk keseluruhan tahun 2023 sebesar 5,05% [kisaran estimasi 5,04% hingga 5,05%],” katanya.
Riefky berpendapat bahwa konsumsi rumah tangga diperkirakan akan lebih tinggi pada kuartal IV/2023 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, didorong oleh musim liburan Natal dan tahun baru.
Di sisi investasi, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat total realisasi investasi langsung mencapai Rp365,8 triliun pada kuartal IV/2023, lebih rendah 2,27% dar kuartal sebelumnya.
Realisasi investasi ini masih didominasi oleh sektor yang berkaitan dengan kebijakan hilirisasi. Dengan penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang mencapai Rp56,77 triliun di kuartal IV/2023, industri logam dasar menjadi penyumbang terbesar realisasi investasi di Indonesia.
Selain itu, Riefky menyampaikan bahwa Indonesia berhasil mempertahankan surplus neraca perdagangan secara konsisten sepanjang tahun 2023.
Secara kumulatif, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar US$36,93 miliar pada 2023 dan mencatatkan surplus perdagangan selama 44 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
Surplus ini berdampak positif pada neraca transaksi berjalan negara. Pada kuartal III/2023, neraca transaksi berjalan mencatatkan defisit sebesar US$0,9 miliar, setara dengan 0,2% dari PDB Indonesia.
“Selain surplus perdagangan, Indonesia memiliki performa yang cukup baik dari sisi pasar keuangan. Secara year-to-date, Indonesia berhasil menarik aliran modal masuk neto sekitar US$4,71 miliar sepanjang 2023, meningkat signifikan dibandingkan dengan aliran modal keluar neto pada 2022 sebesar US$4,64 miliar.
Konsensus Ekonom soal Proyeksi PDB RI 2023
Ekonom |
Lembaga |
Proyeksi (%) |
Fakhrul Fulvian |
Trimegah Securities |
4,95 |
Ramadani Partama |
PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk. |
4,84 |
Fikri C Permana |
KB Valbury Sekuritas |
5,15 |
Rully Arya Wisnubroto |
PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia |
4,6 |
Mika Martumpal |
PT Bank CIMB Niaga Tbk. |
5,03 |
Helmy Kristanto |
Danareksa Securities |
4,98 |
Daved E Sumual |
PT Bank Central Asia Tbk. |
4,96 |
Juniman Juniman |
PT Maybank Indonesia Tbk. |
5 |
Josua Pardede |
PT Bank Permata Tbk. |
5,02 |
Miguel Chanco |
Pantheon Macroeconomics Ltd. |
4,7 |
Tamara Mast Henderson |
Bloomberg LP |
5,06 |
Lavanya Venkateswaran |
Oversea-Chinese Banking Corp. Limited |
4,8 |
Helmi Arman |
Citigroup Securities Indonesia |
5,1 |
Krystal Tan |
Australia & New Zealand Banking Grp. |
4,91 |
Nicholas Mapa |
ING Bank |
5 |
Euben Paracuelles |
Nomura Singapore Limited |
4,9 |
Sumber: Bloomberg, diolah