Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai pemerintah perlu bekerja keras untuk menggenjot pertumbuhan investasi dan ekspor, utamanya meredam persepsi ketidakpastian iklim usaha nasional yang meningkat karena adanya proses transisi kepemimpinan.
“Banyak faktor ekonomi eksternal dan domestik yang sangat tidak mendukung pertumbuhan ekspor dan investasi,” kata Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani kepada Bisnis.com, Senin (5/2/2024).
Misalnya di sisi eksternal, perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan risiko geopolitik sangat tinggi sepanjang tahun sehingga permintaan ekspor dan arus penanaman modal asing untuk negara berkembang menjadi lemah dan terbatas.
Kemudian, di sisi domestik, persepsi ketidakpastian di sektor riil juga tengah mencapai puncaknya lantaran transisi kepemimpinan. “Kita juga tidak tahu apakah pemilu akan berjalan satu putaran atau dua putaran,” ujarnya.
Shinta memastikan, hingga pemimpin baru terpilih dan kabinet mulai efektif bekerja, persepsi ketidakpastian di sektor riil akan tetap cenderung tinggi. Selain itu, pelaku usaha juga cenderung menahan diri untuk melakukan ekspansi produksi dan realisasi investasi skala besar untuk menekan risiko.
Sementara itu, pelaku usaha mengharapkan agar proses transisi kepemimpinan dapat berjalan dengan lancar, cepat, dan pemimpin terpilih memiliki dukungan masyarakat yang kuat.
Baca Juga
Dengan begitu, kepercayaan seluruh stakeholders ekonomi, baik dalam maupun luar negeri terhadap iklim usaha Indonesia bisa kembali pulih.
“Tidak masalah satu putaran atau dua putaran selama proses transisinya baik dan output pemilu memiliki dukungan yang solid dari masyarakat,” ungkapnya.