Bisnis.com, JAKARTA- Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengungkap kinerja investasi industri alas kaki tumbuh positif meskipun terjadi penurunan pesanan sepanjang 2023 akibat kondisi geopolitik dan ekonomi global.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Januari-September 2023, investasi industri barang dari kulit dan alas kaki sebesar Rp1,1 triliun dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), sedangkan investasi asing sebesar US$574,3 juta.
Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakrie mengatakan capaian investasi alas kaki tersebut tumbuh pesat selama beberapa tahun ke belakang, termasuk saat pandemi berlangsung.
"Untuk alas kaki walaupun terjadi penurunan order pada 2023 yang lalu, tetapi secara struktur industri masih termasuk sebagai sektor yang kompetitif," kata Firman kepada Bisnis, Selasa (30/1/2024).
Adapun, PMDN di sektor alas kaki Januari-September 2020 hanya mencapai Rp215,3 miliar dan PMA sebesar US$176,3 juta. Dalam 3 tahun terakhir, pesanan mengalami peningkatan signifikan.
Meskipun, pada 2023 terjadi pelemahan permintaan ekspor lantaran kondisi geopolitik yang memanas di beberapa wilayah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor alas kaki (HS 64) mengalami penurunan dari US$7,7 miliar pada 2022 menjadi US$5,9 miliar pada 2023.
Baca Juga
Tantangan berat mengadang ekspor sepatu lantaran permintaan dari Amerika Serikat dan Eropa yang turn dan ketatnya persaingan dengan produk harga rendah. "Pesanan lemah karena ekonomi global yang masih lesu," ujarnya.
Di samping itu, industri alas kaki domestik memiliki peluang karena memiliki peran sebagai eksportir alas kaki terbesar ketiga di Dunia setelah China dan Vietnam pada 2022 lalu. Kala itu, kuantitas ekspor alas kaki mencapai 535 juta pasang aau 3,5% dari total produk alas kaki yang di ekspor ke seluruh dunia.
"Dalam hal ini, indusri alas kaki sebagai industri padat karya termasuk sebagai sektor yang menciptakan lapangan kerja yang besar bagi ketersediaan angkatan kerja Indonesia terus bertambah," pungkasnya.
Data Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) menunjukkan tenaga kerja di industri tekstil dan alas kaki mencapai 4,70 juta orang per Agustus 2023. Firman menilai peningkatan investasi alas kaki tahun lalu telah meningkatkan penyerapan tenaga kerja industri ini.