Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Baru Awal Tahun, Dana APBN Rp11,25 Triliun Diutak-atik Demi BLT Jelang Pilpres 2024

Pemerintahan Presiden Jokowi menganggarkan dana Rp11,25 triliun untuk bansos atau BLT jelang Pilpres 2024.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi menteri Kabinet Indonesia Maju berkunjung ke Lapangan Sepak Bola Klumpit Tingkir, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, pada Senin (221/1/2024) untuk mengecek bansos atau bantuan pangan. Dok BPMI Setpres
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi menteri Kabinet Indonesia Maju berkunjung ke Lapangan Sepak Bola Klumpit Tingkir, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, pada Senin (221/1/2024) untuk mengecek bansos atau bantuan pangan. Dok BPMI Setpres

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) memutuskan untuk kembali menyalurkan bansos atau bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp200.000 masing-masing untuk periode Januari hingga Maret 2024.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan alokasi anggaran Rp11,25 triliun untuk penyaluran BLT 3 bulan tersebut.

“Kalau untuk 3 bulan itu Rp11,25 triliun untuk 18 juta KPM [keluarga penerima manfaat],” katanya usai konferensi pers hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), Senin (29/1/2024).

Sri Mulyani mengatakan, BLT mitigasi risiko pangan untuk periode Januari-Maret ini akan disalurkan secara langsung, yaitu sebesar Rp600.000 pada Februari 2024.

Setelah penyaluran untuk 3 bulan tersebut, pemerintah ke depan akan melakukan evaluasi terkait dengan kelanjutan BLT untuk periode 3 bulan setelahnya, April hingga Juni 2024.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan bahwa sebagian besar anggaran bantuan sosial telah ditetapkan dalam APBN 2024.

“Ini kan memang ada beberapa perubahan-perubahan yang mungkin sifatnya merespons kondisi yang ada di masyarakat dan global, nah ini tentunya kita akan carikan [anggaran untuk BLT] dan itu apbnnya akan tetap bisa fleksibel,” jelasnya.

Febrio mengatakan APBN sendiri yang merupakan shock absorber sifatnya fleksibel. Sehingga, APBN selalu siap jika ada kebutuhan di masyarakat yang meningkat akibat gejolak di perekonomian, terutama dari sisi global.

“Jadi APBN kita kan fleksibel dan kita selalu antisipasi kebutuhan-kebutuhan. Lihat saja kita mengelola APBN selama beberapa tahun terakhir,” tuturnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper