Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut penyelesaian proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Waduk Cirata dan kawasan petrokimia terpadu Lotte Chemical sebagai aksi nyata membereskan persoalan investasi mangkrak.
Bahlil dalam pertemuannya bersama awak media menyebut pertama kali masuk ke BKPM terdapat pipeline investasii yang perlu diselesaikan mencapai Rp708 triliun. Menurut politisi Partai Golkar itu ragam hambatan investasi mangkrak dapat dirampungkan semasa kepemimpinannya. Dalam waktu 3 tahun, Bahlil menyebut dirinya mampu mengeksekusi 78,9% atau mencapai Rp558 triliun investasi mangkrak tersebut.
Sementara sisanya yakni sebesar Rp150 triliun tidak bisa direalisasikan karena terganjal Pandemi Covid-19 hingga mengakibatkan sejumlah perusahaan mengurungkan dirinya untuk berinvestasi.
"Bukan kita tidak bisa eksekusi, tapi memang perusahaannya mengalami problem internal segala macam," jelasnya.
Bahlil mencontohkan, investasi Lotte Chemical di Cilegon menjadi salah satu bukti dari realisasi investasi yang sempat mangkrak di zaman Tom Lembong.
Adapun saat ini, investasi Lotte Chemical di Cilegon progresnya telah mencapai 80% dengan nilai investasi mencapai Rp60 triliun usai sebelumnya sempat mangkrak 5 tahun.
Baca Juga
Kemudian, proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung terbesar di Cirata juga menjadi salah satu contoh investasi mandeg yang berhasil diselamatkan.
"Kedua, investasi di Cirata, Masdar [menggarap proyek] PLTS terbesar di Asia Tenggara, itu juga mangkrak 5 tahun. Itu juga terselesaikan. Jadi yang kemarin Bapak Presiden luncurkan itu adalah implementasi proyek mangkrak. Alhamdulillah terselesaikan," tambahnya.
Ketiga, tambah Bahlil, pabrik semen yang ada di Kalimantan Timur menjadi salah satu realisasi proyek mangkrak yang berhasil dijalankan, yang mana saat ini perusahaan tersebut sudah produksi.