Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HKTI Gandeng Perusahaan Malaysia untuk Genjot Produksi Karet

HKTI akan menerapkan teknologi Mercu Cut Tapping System (MCTU) milik perusahaan Malaysia untuk menggenjot produksi karet Indonesia.
Buruh mengumpulkan hasil sadapan getah karet ke atas truk di perkebunan karet Pasir Ucing, Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (1/2/2021). Bisnis/Rachman
Buruh mengumpulkan hasil sadapan getah karet ke atas truk di perkebunan karet Pasir Ucing, Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Senin (1/2/2021). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akan menerapkan teknologi Mercu Cut Tapping System (MCTU) untuk penyadapan karet demi meningkatkan kembali hasil panen karet alam Indonesia.

Ketua Umum HKTI sekaligus Kepala Staf Kepresidenan RI, Moeldoko mengatakan teknologi tersebut milik PT Mercu Group, Mercu Bio Tech, perusahaan bioteknologi perkebunan dari Malaysia

"Mercu akan memberikan teknologi panen yang bisa meningkatkan panen karet lebih banyak, dan mereka siap menjadi offtaker [pembeli] hasil panennya,” kata Moeldoko, dikutip Selasa (23/1/2024). 

HKTI melakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) dengan Mercu Bio Tech untuk menerapkan MCTS di Indonesia. Teknologi ini telah diuji coba di Malaysia dan berhasil meningkatkan produksi karet hingga 300%. 

Adapun, teknologi penyadapan karet ini merupakan inovasi dalam proses pemanenan getah karet. Dia menyadari bahwa kondisi industri karet terus mengalami keterpurukan. 

Moeldoko menilai produktivitas petani karet di Indonesia terus menurun. Akibatnya pasokan bahan baku semakin minim yang berakibat pada merosotnya industri karet di Indonesia. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) dari industri karet, barang dari karet, dan plastik turun 7,18%, dari Rp16,6 triliun pada kuartal II/2022 menjadi Rp15,85 triliun pada kuartal II/2023. 

Lebih lanjut, berdasarkan catatan HKTI, luas lahan karet di Indonesia saat ini mencapai 3,83 juta hektare dengan hasil tanam 3,13 juta ton per tahun.

Kerja sama dengan Mercu Bio Tech dinilai menjadi langkah tepat sebab perusahaan tersebut memperkenalkan cara panen yang tidak lagi menggunakan metode tradisional dengan melukai kulit pohon karet. 

"Mereka menggunakan metode menyuntikkan jarum untuk mengalirkan getah dari dalam pohon," tuturnya. 

Di sisi lain, Chairman Mercu Bio Tech, Datu Sri Ahmad, mengatakan bahwa metode lama mengakibatkan cedera pada pohon karet sehingga hasil panen tidak optimal.

Dengan menggunakan teknologi yang mereka temukan ini, produksi getah karet dapat mencapai 4,5 ton per hektare setiap tahunnya, dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya hanya berkisar satu ton per hektar per tahun.

Tak hanya itu, dalam MoU tersebut juga menyebutkan, pihak Mercu Bio Tech akan membeli seluruh hasil panen petani karet. 

"Petani tidak perlu ragu, hasil panennya tidak terserap pasar,” ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper