Greenflation di Indonesia
Sejumlah ekonom menilai Indonesia sudah mengalami greenflation akibat inisiatif transisi energi yang diambil pemerintah beberapa tahun terakhir.
Kepala Center of Food, Energy, and Sustainable Development Indef Abra Talattov menuturkan, salah satu dampak dari inflasi hijau yang cukup terekam dalam memori masyarakat adalah kelangkaan minyak goreng sejak akhir Desember 2021.
Selain siklus komoditas yang didorong pandemi, program mandatori biodiesel atau bauran Solar dengan bahan bakar nabati (BBN) berbasis minyak sawit juga dianggap sebagai pemicu reli harga minyak sawit saat itu.
“Produksi biofuel ini pernah terjadi preseden buruk menyebabkan lonjakan harga pangan, khususnya minyak goreng di tahun lalu, awalnya peningkatan EBT [energi baru terbarukan], tetapi menyebabkan kenaikan harga minyak goreng,” kata Abra saat dihubungi, Senin (22/1/2024).
Selain bahan baku minyak sawit, Abra menambahkan, inflasi hijau juga belakangan terlihat jelas pada kebijakan larangan ekspor mineral logam.
Abra mengatakan, terjadi kenaikan bahan baku mineral logam di sebagian besar industri akibat kebijakan pemerintah melarang ekspor bahan mentah tersebut.
Baca Juga
“Itu kan menaikkan harga bahan baku itu sehingga industri manufaktur di dalam negeri yang memanfaatkan bahan baku tadi tentu menyerap kenaikan biaya dengan meningkatkan biaya produksinya akhirnya konsumen di dalam negeri menanggung beban,” kata dia.