Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Cak Imin Slepet Prabowo soal Giant Sea Wall: Tidak Atasi Masalah

Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengkritik proyek giant sea wall yang didorong pembangunannya oleh Prabowo Subianto.
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menyapa pendukungnya saat tiba dilokasi Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menyapa pendukungnya saat tiba dilokasi Debat Keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024). Debat Keempat Pilpres 2024 mengangkat tema terkait pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, masyarakat adat dan desa. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menyentil proyek tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang belakangan kembali didoron pembangunannya oleh Menteri Pertahanan (Menhan), Prabowo Subianto.

Cawapres yang akrab disapa Cak Imin ini menyebut, proyek giant sea wall bukanlah jawaban yang tepat untuk mengatasi masalah penurunan permukaan muka tanah (land subsidence).

"Negara harus serius mengatasinya, tidak hanya mengandalkan proyek giant sea wall yang tidak mengatasi masalah," kata Muhaimin dalam debat cawapres, Minggu (21/1/2024).

Di samping itu, Imin juga menuturkan bahwa pembangunan tanggul laut raksasa di laut Jakarta yang dahulu disebut sebagai National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) tidak membawa hasil yang baik.

Terlebih, tambah Muhaimin, konstruksi proyek giant sea wall dinilai tidak disandarkan pada kepentingan manusia dan alam, sehingga pemerintah diminta untuk perlu taubat ekologi.

"Dengan kesadaran ini maka kita harus kembali bahwa pembangunan dan kebijakan nasional harus berpihak pada yang namanya keadilan, keadilan iklim, keadilan ekologi dan keadilan antar generasi, dan keadilan agraria dan sosial," ujar Muhaimin.

Sebagai informasi, Menhan Prabowo Subianto belakangan tiba-tiba mendorong kembali pembangunan giant sea wall di wilayah Utara Jawa yang sebelumnya sempat digaungkan Presiden Jokowi.

Bahkan, Menhan yang saat ini juga tengah menempuh proses kampanye sebagai Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 itu mewanti-wanti agar proyek ini tidak terjebak dalam kepentingan politik 5 tahunan saja.

Pasalnya, Prabowo menilai pembangunan tanggul laut tersebut diperkirakan memerlukan waktu hingga mencapai 40 tahun untuk dapat rampung sepenuhnya.

"Saya kira politikus biasanya berpikir dalam kurun waktu 5 tahunan, kita mengerti bahwa kekuasaan ada di tangan pemimpin politik. Kita mengerti bahwa negara berjalan dalam sistem politik melalui partai politik, yang partai politik itu diawaki oleh politisi dan politisi itu berpikir 5 tahunan, karena dia akan berkuasa atau tidak berkuasa 5 tahunan," ujar Prabowo.

Di sisi lain, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) justru menyatakan bahwa proyek giant sea wall yang didorong pembangunannya oleh Prabowo belum menjadi prioritas.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR, Zainal Fattah, menjelaskan bahwa proyek giant sea wall yang dicanangkan Prabowo untuk dibangun di pesisir utara Pulau Jawa merupakan opsi terakhir yang akan dilakukan oleh PUPR.

Dia menyebut, Kementerian PUPR akan terlebih dahulu menangani masalah penurunan permukaan muka tanah (land subsidence) dari hilir dengan meluncurkan sejumlah regulasi mulai dari pelarangan penggunaan air tanah hingga membangun sarana infrastruktur pompa air.

"Mudah-mudahan dengan sistem ini sudah cukup. Jadi kita tidak perlu lagi giant sea wall. Tapi kalau sistem ini tidak berfungsi, kita juga harus, jadi stepping, bertahap," ujar Zainal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper