Bisnis.com, JAKARTA - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02, Gibran Rakabuming Raka merespons soal pertanyaan cawapres nomor urut 03 Mahfud MD soal masih masifnya impor pangan salah satunya beras di era Pemerintahan Presiden Jokowi.
Mahfud menyebut, janji Jokowi untuk menyetop impor pangan sejak 5 tahun lalu pada debat capres belum terwujudkan sampai saat ini.
Merespons pertanyaan Mahfud tersebut, cawapres Gibran mengatakan bahwa impor beras pada 2023 dilakukan akibat adanya El Nino yang terjadi hampir di sebagian besar belahan dunia. Dia pun mengklaim impor beras tersebut dilakukan setelah Indonesia swasembada beras pada 2019-2022.
Oleh karena itu, Gibran menilai bahwa ekstensifikasi dan intensifikasi lahan pertanian di tingkat desa hingga tingkat nasional menjadi kunci untuk mengatasi persoalan impor pangan yang masif.
"Pupuk itu kunci, makanya kemarin ada pabrik pupuk di Fakfak ini kunci untuk meningkatkan produktivitas. Lalu mekanisasi, ini kalau tidak ada mekanisasi produktivitasnya tidak akan meningkat ada combine harvester, ada RMU [rice milling unit] ini wajib untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi food loss and food waste," beber Gibran.
Selain itu, Gibran juga bakal mengajak anak muda untuk menjadi petani milenial. Dia pun menyebut-nyebut program petani milenial besutan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Baca Juga
"Kita juga harus mengedepankan smart farming, pakai IoT [internet of things] untuk mengecek kesuburan dan pH tanah, kita pakai drone untuk menyemprot pestisida," jelasnya.
Sebagaimana diketahui, impor beras pada pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dianggap menjadi yang terbesar. Meskipun pemerintah selalu mengatakan berupaya mewujudkan swasembada pangan, tapi impor beras terus mengalir deras.
Secara terperinci, impor beras pada 2015 tercatat sebanyak 861.601 ton; impor beras pada 2016 mencapai 1,2 juta ton, kemudian pada 2018 impor beras tercatat sebanyak 2,3 juta ton. Sementara pada 2023 impor beras mencapai 3,06 juta ton. Teranyar, Presiden Jokowi resmi menetapkan impor 2024 sebanyak 2 juta ton. Dengan begitu, secara total impor beras para era Jokowi mencapai sekitar 9,42 juta ton.
Pengamat Pertanian sekaligus Ketua Komunitas Industri Beras Rakyat (Kibar), Syaiful Bahari dalam keterangan resmi pada Oktober 2023 lalu menyebut, jika dibandingkan dengan era pemerintahan Soeharto, impor beras hanya dilakukan sebanyak 6,1 juta ton.
Sedangkan pada periode pemerintahan B.J Habibie impor beras dilakukan sebanyak 4,35 juta ton dan para era Susilo Bambng Yudhoyono impor beras hanya sebanyak 4,5 juta ton. Syaiful menilai, masifnya impor beras menunjukkan kegagalan pemerintah membangun sistem ketahanan pangan nasional.