Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Asosiasi Perusahaan Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia (GAMMA) optimistis kinerja industri mesin akan melanjutkan pertumbuhan positif ditopang tren ekspansi manufaktur.
Chairman of GAMMA, Dadang Asikin mengatakan industri logam mesin telah mengalami pertumbuhan signifikan didorong produktivitas industri yang menguat ke level 52,2 pada Desember 2023.
"Proyeksi industri logam dan mesin tahun 2024 masih optimistis, hal ini didorong dengan konsistennya program hilirisasi industri logam yang cukup berhasil menaikkan ekspor," kata Dadang, Kamis (18/1/2024).
Adapun, industri mesin sebagai salah satu barang modal industri tumbuh mencapai 1,86% (year-on-year/yoy) pada triwulan III/2023, naik daripada periode sebelumnya sebesar 0,02%.
Pengerjaan logam pun ikut terungkit lantaran pertumbuhan industri logam dasar yakni baja yang naik signifikan mencapai 10,86% yoy didorong kebutuhan konstruksi dan otomotif.
Sebagai informasi, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kinerja industri logam, mesin, alat transportasi dan elektronika (Ilmate) tumbuh 10% pada triwulan III/2023. Sektor industri ini mencatatkan pertumbuhan senilai Rp159,41 triliun.
Baca Juga
"Tentunya, optimisme ini perlu didukung kebijakan Kementerian Perindustrian, dalam hal ini Ditjen Ilmate sebagai penentu arah kebijakan industri logam dan mesin lewat konsistensi program hilirisasi industri," ujarnya.
Dalam hal ini, Dadang meminta Kemenperin untuk memberikan kemudahan importasi bahan baku untuk keperluan penunjang pembuatan barang modal seperti baja kekuatan tinggi dan special steel yang belum bisa diproduksi dalam negeri.
Tak hanya itu, penyediaan mesin untuk alat pertanian pun dinilai dapat mendorong industri pengerjaan logam. Sektor lain yang dapat mendongkrak kinerja industri mesin yakni industri makanan dan minuman.
"Serta konsistensi pemerintah dalam mendorong dan mengawasi penggunaan produk dalam negeri untuk pengembangan industri terutama pada proyek pemerintah yang menggunakan anggaran APBN, APBD bahkan mungkin sebagai salah satu syarat dalam proyek proyek KPBU," terangnya.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksi optimisme pelaku industri akan kondisi usaha masih akan tetap menguat pada semester I/2024 di tengah pelemahan ekonomi global.
Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif mengatakan proyeksi tersebut terlihat dari tren tingkat optimisme pelaku usaha yang terus meningkat pada semester kedua tahun ini.
"Trennya kalau kita bisa lihat ini cenderung optimisme pelaku industri itu akan berada di sekitar di atas 60%," kata Febri.
Adapun, keyakinan pelaku usaha dalam memandang kondisi usaha 6 bulan ke depan didorong adanya momen Pemilu 2024, perayaan hari besar keagamaan, hari libur yang dinilai dapat meningkatkan produk manufaktur.
Febri menuturkan pada Desember 2023, secara umum tingkat optimisme pelaku usaha memandang kondisi usaha selama 6 bulan ke depan meningkat menjadi 62,4%, dibanding 61,4% pada November 2023.