Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harap Bersabar! Bos BI Bilang Suku Bunga Acuan Bisa Turun, Asal..

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkap penurunan suku bunga acuan tetap terbuka, meski saat ini masih ditahan di level 6%.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam wawancara bersama Blooomberg Television di London, Inggris pada Jumat (6/10/20230). - Bloomberg/Betty Laura Zapata
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam wawancara bersama Blooomberg Television di London, Inggris pada Jumat (6/10/20230). - Bloomberg/Betty Laura Zapata

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa ruang penurunan suku bunga acuan atau BI rate ke depan tetap terbuka sejalan dengan arah kebijakan moneter yang pro stabilitas.

Pada Rapat Dewan Gubernur BI  Januari 2024, BI memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan atau BI-Rate pada tingkat 6%.

Perry mengatakan keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini mempertimbangkan volatilitas pasar keuangan global yang masih berlangsung.

Namun demikian, dia menjelaskan, volatilitas global yang masih terjadi lebih terkait dengan kepastian timing dan besaran penurunan suku bunga di Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR).

“Hari ini kita putuskan BI Rate tetap karena kita masih melihat on and off global tadi, dan tentu saja dengan arah ke depan, tentu saja sekali lagi saya sampaikan, ruang penurunan BI-Rate ke depan akan tetap ada,” katanya dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (17/1/2024).

Menurutnya, ruang penurunan suku bunga mempertimbangkan tiga faktor. Pertama, seberapa cepat penguatan nilai tukar rupiah. 

Kedua, tetap terkendalinya inflasi, khususnya inflasi inti dan inflasi pangan, serta ketiga, perkembangan dukungan kredit dalam pembiayaan ekonomi yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, Perry mengatakan bahwa ketidakpastian pasar keuangan pada awal tahun ini sudah mulai mereda. Salah satu indikatornya, tren penguatan dolar AS yang mulai berhenti dan bahwa ada kecenderungan melemah.

Dengan kondisi ini, tekanan dari penguatan dolar AS terhadap mata uang negara berkembang pun mulai berkurang, sejalan dengan kembali terjadinya aliran masuk modal asing, termasuk ke Indonesia.

BI memperkirakan, siklus kenaikan suku bunga negara maju, termasuk FFR telah berakhir. Selain itu, diperkirakan FFR akan mulai diturunkan pada semester kedua 2024 sebanyak tiga kali dengan total sebesar 75 basis poin.

“Kesimpulannya kami tetap sabar dan akan tetap masih sabar melihat kondisi dalam negeri dan global, tentu saja ketidaksabaran itu akan tergantung seberapa meredanya kondisi global dan memastikan inflasi terkendali,” tutur Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper